Aktivis Lingkungan AS Gaet Traveler Indonesia Kampanye Manta

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Aktivis Lingkungan AS Gaet Traveler Indonesia Kampanye Manta

- detikTravel
Kamis, 17 Okt 2013 10:07 WIB
Traveler Indonesia berenang dengan pari manta di Manta Point, Nusa Penida (dok. Shawn Heinrich/ Blue Sphere Media)
Jakarta - Shawn Heinrichs adalah aktivis lingkungan dari Colorado, AS. Atas keprihatinannya terhadap jumlah pembunuhan ikan manta, ia menggaet traveler Indonesia untuk berkampanye demi memperjuangkan perlindungan pari manta.

Perairan Indonesia kaya hewan langka, salah satunya pari manta. Nusa Penida misalnya, merupakan salah satu titik terbaik penyelaman untuk melihat pari manta. Namun sayangnya, kasus pembunuhan jumlah pari manta di Indonesia tidak bisa dibilang sedikit.

"Potensi pendapatan pariwisata hingga 18 juta dolar per tahun dari destinasi yang memiliki pari manta. Ironisnya Indonesia juga merupakan negara dengan jumlah pembunuhan manta terbanyak di dunia," ujar aktivis asal AS, Shawn Heinrichs, dalam rilis Blue Sphere Media yang diterima detikTravel, Kamis (17/10/2013).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Shawn Heinrichs adalah pendiri Blue Sphere Media yang berdomisili di Colorado, AS. Dia juga fotografer kelautan dunia yang telah bekerjasama dengan beberapa nama besar. Sebut saja Anderson Cooper dari CNN, Yann Arthus Bertrand, dan National Geographic.

Atas kekuatiran Heinrichs terhadap populasi pari manta di Indonesia, ia menggaet beberapa traveler untuk berkampanye. Heinrichs melakukan pemotretan dengan pari manta di Manta Point, Nusa Penida. Beberapa traveler Indonesia yang ikut berkampanye antara lain Riyanni Djangkaru, Marischka Prudence, Gemala Hanafiah, dan Dayu Hatmanti.

"Indonesia memiliki lokasi lokasi pari manta terbaik. Seperti area Magic Mountain di Raja Ampat, yang merupakan pengalaman terbaik saya bertemu pari manta," tambah Heinrichs.

Shawn memotret para traveler Indonesia saat berenang dengan pari manta, untuk menunjukkan bahwa manta adalah makhluk yang lembut dan tidak berbahaya. Serta tentunya, perlu dilindungi.

Pari manta dewasa memproduksi satu keturunan setiap 2-3 tahun. "Pari manta bahkan tidak dapat menghadapi perburuan dengan cara tradisional, dengan tingkat perburuan seperti sekarang ini bukan tidak mungkin pari manta di Indonesia akan punah," tutur Heinrich.

(sst/aff)

Hide Ads