Kini sudah banyak kampanye pelestarian lingkungan di berbagai belahan dunia. Salah satunya yang mencuri perhatian adalah June Haimoff, wanita asal Inggris yang bisa dibilang menghabiskan setengah hidupnya di Dalyan, sebuah kawasan pantai di Provinsi Mugla, Turki. Lebih dari 30 tahun dia berjuang demi menyelamatkan kehidupan penyu di sana.
Kisah Haimoff bahkan dijabarkan oleh CNN Travel, Senin (7/4/2014). Sejak 1975, Haimoff sudah jatuh cinta dengan Pantai Iztuzu yang berada di Daylan. Pantai ini sungguh cantik, pasir putihnya membentang luas dan jadi batas alami antara delta dari sungai di Daylan dengan lautan biru di depannya.
Lebih dari itu, Pantai Iztutu sudah jadi habitat penyu laut atau Caretta caretta sejak ribuan tahun silam. Turis yang datang ke Pantai Iztutu pasti mudah bertemu dengan penyu tersebut. Ini juga yang jadi alasan Haimoff sangat menyukai pantainya dan malah tinggal bersama para nelayan di sana.
Masalah lalu muncul di tahun 1980-an. Saat itu, banyak hotel yang berlomba-lomba untuk berdiri di sana. Tercatat, ada 1.800 kamar hotel yang rencananya akan dibangun di sekitar Pantai Iztutu. Haimoff tentu saja tidak setuju!
Bukan tanpa alasan, Haimoff berkeyakinan kalau pembangunan hotel akan merusak habitat penyu laut. Haimoff tidak diam dan mengumpat begitu saja, dia lantas berkampanye untuk perlindungan penyu.
Selain soal pelestarian, pembangunan hotel yang bisa berdampak buruk pada habitat penyu juga merugikan nelayan setempat. Penyu sudah menjadi daya tarik turis di sana dan jadi pendapatan bagi nelayan yang menyewakan perahu.
Haimoff mulai melakukan aksi perlindungan penyu semenjak mendengar ada kabar pembangunan hotel di Pantai Iztutu. Awalnya dia hanya berjuang sendirian saja, hingga akhirnya masyarakat nelayan mendukung gerakannya.
"Saya memulainya sendirian tapi saya tidak melakukannya sendiri. Hingga kini pertempuran belum selesai," tegas Haimoff.
Beruntung, aksi kampanye pelestarian penyu Haimoff terdengar oleh pemerintah Turki. Pemerintah Turki akhirnya membatalkan proyek pembangunan hotel di sekitar Pantai Iztutu. Usut punya usut, aksi dari Haimoff pun jadi perbincangan dunia dan mendapat dukungan dari Pangeran Philip, suami Ratu Elizabeth serta presiden World Wide Fund for Nature.
Pemerintah Turki lantas menjanjikan pembangunan kawasan konservasi penyu di sana. Tapi, Haimoff justru menolaknya secara halus. Dia berujar, Daylan bukanlah 'kebun binatang', dan penyu-penyu di sana sudah seharusnya hidup secara bebas di alam.
Haimoff juga tidak segan menegur pemilik kafe di sekitar Pantai Iztutu yang membuang sampah makanan ke laut. Meski alasannya untuk makanan penyu, Haimoff menegaskan kalau sisa makanan malah merusak ekosistem penyu yang harusnya mencari makan di laut dan sisa makanannya bisa jadi sumber panyakit.
Hingga kini, Haimoff yang tinggal di Kota Daylan terus mengelar aksinya dengan nama Kaptan Juni Sea Turtle Conservation Foundation. Dia menggalang dana dan terus mensosialisasikan pelestarian penyu meski sudah berusia 90 tahun!
Turis pantas berterima kasih kepada Haimoff. Di bulan Mei, turis yang datang ke Pantai Iztutu bisa melihat penyu bertelur di pantainya. Tercatat, ada 300 penyu betina yang bertelur di sana. Saat dewasa, penyu tersebut bisa mencapai panjang satu meter dengan berat 135 kg.
Para nelayan juga patut berterima kasih kepada Haimoff. Ada 600 kapal di sekitar Pantai Iztutu milik para nelayan yang bisa disewa turis untuk berlayar ke laut lalu menyelam untuk bertemu penyu. Harga sewa perahu di sana kisaran mulai USD 4 atau sekitar Rp 45 ribu.
Semoga aksi Haimoff bisa jadi contoh, betapa pentingnya kita menjaga kelestarian alam dan hewan-hewan di dalamnya. Nantinya, manusia sendiri itulah yang menikmati hasilnya dan generasi penerus masih bisa melihat apa yang kita lihat hari ini.
(aff/aff)
Komentar Terbanyak
Potret Sri Mulyani Healing di Kota Lama Usai Tak Jadi Menkeu
Keunikan Kontol Kejepit, Jajanan Unik di Pasar Kangen Jogja
Perjuangan Palestina Merdeka: 157 Negara Mendukung, 10 Menolak, 12 Abstain