Status kudeta militer membuat turis was-was berlibur ke Thailand. Para tentara berjaga di sepanjang jalan, yang sewaktu-waktu bisa meminta identitas diri turis yang lewat. Apalagi, di sana juga sudah diberlakukan jam malam mulai pukul 22.00-05.00 waktu setempat. Mobilitas turis jadi sedikit terganggu.
Maskapai Garuda pun mengakui terkena dampak oleh situasi kudeta militer di Thailand. Hal ini disampaikan Manajer Senior Komunikas Eksternal Garuda Indonesia, Ikhsan Rosan kepada detikTravel, Jumat (23/5/2014).
"Karena situasi sedang seperti itu (kudeta militer) di Thailand, maka permintaan terbang ke sana juga berkurang," ujar Ikhsan.
Oleh sebab itu, salah satu langkah yang diambil Garuda adalah mengurangi frekuensi penerbangan Jakarta-Bangkok dari tiga kali sehari menjadi dua kali sehari. Itu terhitung sejak 1 Juni 2014 mendatang, sampai 24 Juli 2014. Setelah itu, frekuensi penerbangan Jakarta-Bangkok kembali menjadi tiga kali sehari.
"Tapi, sejauh ini penerbangan ke Bangkok tetap normal," tegas Ikhsan.
(aff/aff)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!