Awas! Banyak Copet di Menara Eiffel Paris

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Laporan dari Prancis

Awas! Banyak Copet di Menara Eiffel Paris

- detikTravel
Sabtu, 13 Sep 2014 09:05 WIB
Papan peringatan waspada copet di Menara Eiffel (Hany/detikTravel)
Jakarta - Ratusan wisatawan Indonesia kehilangan paspor di Paris hingga September 2014. Copet di kota-kota wisata di Eropa bukan isapan jempol belaka. Bahkan di Menara Eiffel, papan waspada copet itu terpampang di mana-mana.

Seperti yang disaksikan detikTravel yang ke Menara Eiffel, Paris, Prancis atas undangan Pertamina bersama rombongan 'Pertamax and Fastron Go To Europe' pada Selasa (9/9/2014) lalu, papan waspada copet mudah terlihat. Apalagi waktu antre naik ke Menara Eiffel.

Papan penanda berbunyi seperti 'Attention Aux Pickpockets/Beware of Pickpockets' alias 'Awas copet' bertebaran di setiap sudutnya. Tak cuma papan penanda, videotron yang dipasang di tempat antre untuk naik ke Eiffel pun menggambarkan animasi tentang waspada copet itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Begini kira-kira animasinya: ada beberapa orang mengantre, salah satunya membawa tas yang diletakkan di belakang. Seorang yang berbaris di bagian paling belakang memanjangkan tangan merogoh tas di depannya dengan cepat.

Petugas di depan pintu masuk untuk naik ke Menara Eiffel juga mewanti-wanti. Menurut sang petugas, tiap hari ada saja pengunjung yang kecopetan. Soal copet ini, menurut tour leader rombongan, Awen Lee (31) memang parah di Eropa.

"Bayangkan, untuk masuk ke Eiffel saja mereka harus merogoh kocek berapa? Keluar-keluar ya harus balik modal dong. Bukan cuma balik modal, kalau bisa harus cuan (untung)," jelas Awen.

Untuk naik ke Menara Eiffel, tingkat kedua saja, tiket yang harus dibeli adalah 7,5 Euro atau sekitar Rp 117.000. Alhasil, saat di dalam lift, anggota rombongan yang berjumlah 30 orang ini saling mengingatkan dan mewaspadai orang asing. Setidaknya, kalau keroyokan bisa membuat copet sedikit ciut nyali.

Awen mengatakan, tak hanya di Menara Eiffel, di Paris dan kota-kota turis di Eropa lainnya, copet itu sangat nekat dan bermodal. Bahkan sebelumnya di kawasan Arc de Triomphe dan Galeries Lafayette, Awen bolak-balik mewanti-wanti dalam bus.

"Kalau turun dari bus lihat kiri-kanan ya. Di sini banyak copet. Mereka tak segan untuk mendekati dan merampas tas begitu saja. Copetnya bernyali sekali," tutur pria lulusan sekolah pariwisata dari Swiss yang sering menjadi tour guide di Eropa ini.

Di Arc de Triomphe, tempat gerbang yang legendaris yang dibangun Napoleon Bonaparte itu, Awen sampai menginstruksikan anggota rombongan untuk menaruh semua barang berharganya di dalam bus. Membawa barang seperlunya saja.

"Bapak, Ibu, kita tidak mau ambil risiko ya. Tinggalkan saja barang berharga Anda di dalam bus. Bawa yang perlu. Kalau cuma ingin berfoto di Arc de Triomphe, bawa kamera aja. Yang lain ditinggal di bus. Biar saya yang jaga di bus. Kita ketemu 30 menit lagi di point ini," tegas Awen.

Woro-woro soal copet ini sudah diteriakkan Awen saat rombongan tiba di Kota Milan, Italia pada 4 September 2014 lalu. Menurut Awen, kota wisata di Eropa non Rusia adalah kota dengan kriminal tertinggi kedua. Angka kriminal tertinggi pertama dipuncaki kota-kota di Rusia.

"Di sini ada anggapan, kalau tas di depan, itu milik Anda. Kalau tas di belakang, itu milik bersama," selorohnya.

Di tempat wisata Gereja Santa Maria Delle Grazie dan Gereja Duomo di Milano misalnya, Awen memberikan instruksi waspada pada ciri-ciri spesifik pencopet. Para pencopet, kebanyakan imigran dari Afrika dan Eropa Timur, biasanya bekerja dalam kelompok.

Selama di Milan, Awen bahkan tak segan mengingatkan agar tak meninggalkan tas saat misalnya, makan di hotel atau restoran. Para pencopet ini bisa bergerak cepat saat melihat ada tas 'menganggur'. Awen bahkan pernah memiliki pengalaman tamunya dicopet saat makan di hotel bintang 5 di Frankfurt, Jerman.

"Hotelnya bintang 5, Rp 13 juta per malam. Tamu saya makan saat sarapan, ambil makanan, tas ditinggal. Balik-balik, tas sudah hilang. Tasnya merk Hermes. Bayangkan, berapa modalnya itu copet sampai bisa masuk hotel bintang 5 yang dijaga ketat, berdandan rapi seperti tamu hotel mewah," kisahnya.

(fay/fay)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads