Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, segmentasi pasar sektor wisata di daerahnya dibangun berdasarkan karakter demografi dan psikografi calon wisatawan.
"Mengapa perlu segmentasi pasar? Agar bidikan ke pasar yang potensial bisa terarah. Ibaratnya, tidak memberondokan peluru sembarangan ke berbagai arah," kata Anas, Minggu (14/9/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan segmentasi itu, ada tiga segmen konsumen yang dibidik, yaitu kaum perempuan, anak muda, dan pengguna internet (netizen). Ketiga segmen pasar tersebut, menurut Anas, saling beririsan. Namun, ketiganya tetap memerlukan pendekatan strategi yang spesifik.
"Tiga klasifikasi konsumen itu punya pasar yang sangat besar. Jumlah perempuan di Indonesia hampir 120 jiwa. Jumlah anak muda yang usianya 16-30 tahun mencapai 62 juta jiwa. Adapun netizen di Indonesia mencapai 82 juta jiwa. Big market, big potential," ujar Anas.
Bupati muda itu menjelaskan, untuk segmen perempuan, Banyuwangi mempunyai event wisata Festival Batik. "Kaum perempuan ini penting, karena sangat memegang pengaruh keputusan keluarga dalam berwisata. Ibu jadi driver di keluarga untuk kebutuhan wisata. Kalau sudah bisa menggaet kaum ibu ini, satu keluarga bisa ikut semua. Kami tinggal menyiapkan event pendamping untuk anggota keluarga yang lain, ada wisata pantai atau ke pegunungan. Dan itu yang kami harapkan karena family tourism dampaknya besar. Belanja family tourism lima kali lebih besar daripada wisatawan individu," ujar Anas.
Untuk segmen anak muda, Banyuwangi melaksanakan beberapa event wisata, seperti selancar, selancar layar, selancar angin, maupun balap sepeda. Banyuwangi juga punya wisata berkonsep adventure yang cocok untuk jiwa muda, yaitu ke Teluk Hijau, Pantai Sukamade dan Taman Nasional Alas Purwo.
"Yang berkonsep non-alam, kami punya festival jazz pantai hingga Banyuwangi Art Week untuk anak muda," tambah Anas.
Adapun kaum pengguna internet alias netizen, dijadikan medium untuk mempromosikan wisata. Banyuwangi memasarkan wisata lewat aplikasi Android yang dinamai Banyuwangi Tourism di telepon pintar. Selain itu, sarana media sosial seperti Twitter, Youtube, Path, Insyagram kami optimalkan.
"Sekarang ini rekomendasi dan foto-foto selfie yang di-upload di dunia maya sangat memengaruhi keputusan orang dalam berwisata," papar Anas.
Untuk pasar para netizen, secara berkala Banyuwangi juga menyelenggarakan lomba foto dan tulisan bagi blogger. "Kami telah memasang sekitar 1.300 titik wifi di seluruh Banyuwangi, di tempat-tempat wisata, taman, dan fasilitas publik lain," tuturnya.
Anas mengatakan, berkat promosi dan segmentasi yang digarap berkelanjutan, kunjungan wisatawan terus naik. Pada 2013, jumlah wisatawan domestik yang mengunjungi tempat-tempat wisata di Banyuwangi mencapai 1,057 juta, meningkat 22% dibanding 2012 sebesar 860.831 orang.
Untuk wisatawan asing, kunjungannya pada 2013 sebesar 10.462 orang, naik 90,14% dibanding 2012 sebesar 5.502 orang. Berdasarkan survei independen, belanja wisatawan asing di Banyuwangi sebesar Rp 2 juta per hari per orang, sehingga dari wisatawan asing ada devisa yang masuk sekitar Rp 52 miliar.
"Belanja itu belum termasuk yang dikeluarkan wisatawan domestik yang karakteristik belanjanya lebih besar dibanding wisatawan asing, karena wisatawan domestik beli oleh-olehnya pasti lebih besar," pungkas Anas.
(shf/shf)












































Komentar Terbanyak
Bupati Aceh Selatan Umrah Saat Darurat Bencana-Tanpa Izin Gubernur & Mendagri
Alih Fungsi Lahan Jadi Kebun di Hutan Gunung Sanggabuana Bisa Berpotensi Buruk
Bus Rosalia Indah Viral Ugal-ugalan di Tol, Sopir Resmi Kena PHK