Warga India memang sering membakar tahi sapi. Saking seringnya, polusi udara yang dihasilkan pun mulai memberikan dampak di lingkungan sekitar. Misalnya saja Taj Mahal di Agra, India, monumen kebanggaan warga India ini pun menjadi agak kekuningan gara-gara kena polusi tahi sapi.
Dilansir oleh detikTravel dari AFP, Rabu (21/1/2015), pemerintah India berupaya mencegah dampak polusi yang lebih lanjut, khususnya agar warna Taj Mahal tidak semakin menguning. Mereka melarang warga lokal membakar tahi sapi di dekat Taj Mahal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihak berwenang sudah lama mencoba untuk mengontrol dampak polusi udara terhadap monumen yang menarik jutaan turis setiap tahun ini. Larangan membakar tahi sapi ini pun dilakukan untuk mengurangi jumlah karbon yang menempel di dinding, menara dan kubah Taj Mahal.
Warga India memang sering membakar tahi sapi untuk bahan bakar. Tahi sapi yang sudah kering biasanya digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak karena tergolong murah. Proses pembuatannya adalah dengan memadatkan tahi sapi hingga seukuran melon, lalu diratakan sekaligus dijemur di dinding.
Pemandangan tahi sapi yang dijemur ini sudah biasa di India. Nah, dari proses pengeringan tahi sapi ini ada debu dan juga karbon yang dihasilkan. Debu dan karbon inilah yang membuat Taj Mahal menjadi kuning.
Polusi udara di kawasan Taj Mahal ini memang sudah terjadi sejak lama. Tahun 1996 lalu, pemerintah India juga pernah melarang penggunaan batu bara sebagai bahan bakar untuk industri yang terletak dalam radius 10.400 km2 dari Taj Mahal.
Klik di sini kalau mau tahu indahnya Taj Mahal di pagi hari.
(shf/fay)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan
Sound Horeg Guncang Karnaval Urek Urek Malang