Antara Wonderful Indonesia VS Malaysia Truly Asia

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Antara Wonderful Indonesia VS Malaysia Truly Asia

- detikTravel
Kamis, 29 Jan 2015 09:25 WIB
(indonesia.travel)
Jakarta - Salah satu hasil dalam 100 hari kerja Kemenpar adalah kampanye branding Wonderful Indonesia. Negara tetangga Malaysia punya Malaysia Truly Asia. Ada cerita, sejarah dan konflik menarik di balik keduanya. Apa itu?

"Wonderful Indonesia adalah branding pariwisata sejak masa kepemimpinan Jero Wacik pada Kementerian Pariwisata. Dulu, Wonderful Indonesia tagline dari Visit Indonesia. Tapi kelamaan lebih enak dan lebih dikenal Wonderful Indonesia," kata pakar pemasaran Hermawan Kartajaya kepada detikTravel, di The Ritz-Carlton Jakarta, Jl DR Ide Anak Agung Gde Agung, Mega Kuningan, Jakarta, Rabu (28/1/2015) malam.

Hermawan menambahkan, syarat suatu branding pariwisata adalah simpel dan menarik. Wonderful Indonesia dirasa sudah tepat, apalagi makin digalakan oleh Kemenpar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ke depannya, berbagai tagline pariwisata daerah juga harus diikuti dengan penggunaan Wonderful Indonesia contohnya, Enjoy Jakarta by Wonderful Indonesia. Serta, digunakan dalam promosi online dan offline.

"Bayangin kalau buat baru, harus keluar biaya besar dan sosialisasi lagi," cetus Hermawan.

Yang menarik, adalah jika membanding-bandingkan branding pariwisata dengan negara lain, Malaysia misalnya. Dengan nama Malaysia Truly Asia, sebenarnya itu menjadi beban yang berat bagi Negeri Jiran tersebut.

"Jelas, mereka menggunakan kata-kata truly Asia. India, Jepang dan India protes dan mengecam. Coba Indonesia, Wonderful Indonesia aman-aman saja bukan? Lagipula sudah cocok menggambarkan wisata alam dan budayanya," papar Hermawan yang juga menjadi bagian dari Badan promosi Pariwisata Indonesia (BPPI).

Tapi yang harus diingat, adalah bagaimana cara mempromosikannya. Meski dikecam dan diprotes, Malaysia Truly Asia terus bertahan dan malah sudah dikenal turis mancanegara. Terlebih, bagi mereka yang berasal dari luar kawasan Asia.

"Promosinya mereka kencang, karena anggarannya juga besar. Wajar dong, Indonesia anggarannya masih kurang," kata Hermawan.

Kemudian, langkah yang sebaiknya dilakukan Kemenpar setelah menjadikan Wonderful Indonesia sebagai branding pariwisata adalah menggodok soal infrastruktur. Kemenpar harus lebih giat bekerjasama dengan kementerian-kementerian lain semisal Kemenhub dan PU agar turis tidak kecewa.

"Kalau akses ke tempat wisata tidak ada, bagaimana menikmati Wonderful Indonesia?" tutup Hermawan.

(aff/aff)

Hide Ads