Dulu Bukit Jontor, Sekarang Nama Populernya Tebing Keraton

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

#detikcomEffect

Dulu Bukit Jontor, Sekarang Nama Populernya Tebing Keraton

Fitraya Ramadhanny - detikTravel
Kamis, 09 Jul 2015 12:55 WIB
Tebing Keraton (Fxmuchtar/d'Traveler)
Bandung - Banyak tempat indah di Indonesia, tapi tanpa publikasi di media massa maka tidak akan ada wisatawan yang mengetahuinya. Tebing Keraton di Bandung adalah contoh bagaimana media berperan mengangkat potensi wisata lokal.

Tebing Keraton adalah destinasi wisata alam yang sekarang populer di Bandung. Tapi lebih dari setahun lalu, tidak ada yang mengenal nama Tebing Keraton. detikTravel memulai mengangkat potensi wisata ini lewat artikelnya.

Sedang Hits di Bandung & Menakjubkan: Tebing Keraton, begitulah artikel perdana tentang Tebing Keraton. Kemudian para d'Traveler alias member travel blogger detikTravel, juga ikut menyumbang banyak tulisan dan foto Tebing Keraton.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasilnya, semua orang kini mengenal Tebing Keraton. Hal ini diakui oleh Fajar Muchtar, travel blogger d'Traveler asal Bandung. Fajar sepakat dengan anggapan bahwa rangkaian tulisan detikTravel dari para travel blogger dan jurnalisnya telah mengangkat nama Tebing Keraton.

"Saya sepakat. Namanya media kan, apalagi detikcom itu kan besar. Dulu mah boro-boro wisatawan, paling goweser sepeda," kata Fajar dalam obrolan dengan detikTravel, Kamis (9/7/2015).

Siapa sangka, sebelum ngetop Tebing Keraton punya nama yang jauh berbeda. "Dulu malah namanya Bukit Jontor, pas terkenal baru namanya beda," sahut pria yang meraih penghargaan d'Traveler of The Year 2014 dari detikTravel ini.

Fajar tinggal tidak jauh dari Tebing Keraton. Pria yang berprofesi sebagai ustadz ini kerapkali membawa anak didiknya untuk mengisi pengajian ke masjid-masjid di dekat Tebing Keraton. Setelah menjadi populer, perubahan pun terjadi di sana.

"Yang jelas tempatnya jadi ramai sekali. Sampai malam masih banyak yang pada nongkrong di sana. Dari sisi ekonomi masyarakat juga terbantu dengan ada pengunjung. Mereka jualan makanan dan parkir," ujarnya.

Menurut Fajar yang harus dilakukan sekarang adalah menata lingkungan dan masyarakat di sekitar objek wisata. Harus ada pendidikan soal sampah kepada warga dan pengunjung agar Tebing Keraton tidak kotor. Pemerintah dan pihak Taman Hutan Raya Ir H Juanda selaku pengelola juga harus mempersiapkan akses jalan yang baik menuju lokasi.

Aturan-aturan kunjungan juga harus disiapkan dengan lebih tegas. Bagaimanapun juga, warga setempat terganggu ketenangannya karena banyaknya orang yang datang ke desa mereka untuk menuju Tebing Keraton. Terkait media massa, Fajar pun punya saran bagaimana supaya lebih optimal dalam mengangkat potensi pariwisata lokal.

"Medianya melibatkan komunitas di sekitar lokasi. Itu lebih bagus karena mereka juga akan terangkat," tutupnya.

(fay/fay)

Hide Ads