Bunyi klakson kendaraan mungkin jadi hal yang wajar di Jakarta. Tak heran, karena Jakarta adalah kota metropolitan yang super sibuk dan padat. Jumlah kendaraan di jalanan mencapai angka puluhan juta setiap harinya, yang menyebabkan kemacetan di mana-mana.
Begitu menapakan kaki di Ambon pekan lalu, menjadi 'shock culture' bagi saya. Kala menelusuri jalanan di Ambon yang sebenarnya tidak terlalu macet seperti di Jakarta, tapi bunyi klakson di mana-mana. Tin..tin!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jalanan di Kota Ambon sekitar Pattimura Park (Afif/detikTravel)
"Sebenarnya begini, banyak orang-orang (baik pejalan kaki atau pengendara) cuek di jalanan. Mereka berhenti semaunya dan jalan seenaknya saja," kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Ambon, Henry M Socapua menjelaskan.
Benar saja, ketika berada di mobil dalam perjalanan mengelilingi destinasi di Ambon, suara klakson sering kali terdengar. Motor pun ugal-ugalan, saling menyalip. Begitu juga mobil yang tak mau mengalah memberikan jalan. Bunyi klakson tak terelakan.
Saya sedikit melakukan percobaan. Di dalam mobil, saya menghitung dari 1 sampai 20. Tak sampai angka belasan, bunyi klakson terdengar beberapa kali. Klakson dari mobil atau motor, yang sebenarnya juga nggak penting-penting amat untuk memencetnya.
"Saya menilai, kita (masyarakat Ambon) belum memahami rambu lalu lintas. Kalau nggak diklakson orang nggak sadar," tegas Henry.
(Afif/detikTravel)
Jalanan di Kota Ambon pun kebanyakan bertipe one way (satu arah). Sayang, sama seperti di Jakarta, ada saja yang melawan arah baik itu motor atau becak. Sudah banyak suara klakson, ada yang lawan arah pula ditambah dengan parkir sembarangan.
Bagi saya dan traveler yang sedang berjalan-jalan di Ambon, tentu hal seperti ini membuat perjalanan tidak nyaman. Namun mau bagaimana lagi, lain ladang lain ilalang. Jalan-jalan di Ambon, jangan kaget sering dengar suara klakson ya.
(aff/aff)












































Komentar Terbanyak
Koster: Wisatawan Domestik ke Bali Turun gegara Penerbangan Sedikit
Ditonjok Preman Pantai Santolo, Emak-emak di Garut Babak Belur
Awal Mula PB XIV Purbaya Gabung Ormas GRIB Jaya dan Jadi Pembina