Tibet Ditutup Untuk Wisatawan Hingga Akhir Maret

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Tibet Ditutup Untuk Wisatawan Hingga Akhir Maret

Johanes Randy Prakoso - detikTravel
Kamis, 25 Feb 2016 16:10 WIB
Potala Palace di Tibet (travelchina.gov.cn)
Lhasa - Tibet yang dikenal dengan Pegunungan Himalaya tengah ditutup untuk wisatawan oleh Pemerintah China. Rencananya penutupan itu akan dilakukan hingga akhir Maret.

Dilansir detikTravel dari CNN, Kamis (25/2/2016) penutupan Tibet oleh pemerintah China diketahui lebih dulu oleh tiga travel agent yang biasa membawa traveler ke sana. Akibatnya traveler yang ingin mengajukan izin liburan ke Tibet tidak akan dikabulkan oleh Pemerintah China.

Menelisik ke belakang, bentrokan yang terjadi di Lhasa tahun 2008 silam telah membuat Beijing lebih tegas pada salah satu daerahnya itu. Akibatnya pemerintah China sering menutup Tibet dan menekan para biksu yang merupakan pengikut Dalai Lama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penutupan Tibet dari para wisatawan yang terhitung sejak Kamis ini hingga akhir bulan Maret nanti tentu menjadi kabar yang tidak menyenangkan, baik bagi traveler hingga travel agent. Tapi menurut para operator tur dan hotel di Tibet, penutupan tersebut tidak berdampak banyak bada bisnis mereka.

Diketahui kalau turis domestik China banyak yang tertarik dan penasaran untuk melihat daerah yang dipenuhi oleh hewan yak serta puncak gunung es yang mempesona itu. Salah satu wisatawan China yang bernama Chen Jianliang yang berasal dari Shenzhen mengaku telah bersepeda selama 28 hari dari Yunnan ke Lhasa pada tahun 2012 lalu.

"Kebanyakan orang lelah dengan perkotaan, mereka pergi ke Tibet untuk mencari ketenangan," ujar Chen.

Namun selain untuk mencari ketenangan, tidak sedikit juga wisatawan yang datang ke Tibet untuk berziarah atau belajar tentang ajaran Buddha. Tidak mengapa, Potala Palace yang menjadi salah satu kediaman Dalai Lama memang begitu populer.

Sedangkan di China, sejumlah operator tur mengaku telah menutup paket wisata ke Tibet selama blokade berlangsung. Mei Zhang yang merupakan pemilik operator tur Wild China misalnya, ia seringkali menolak wisatawan yang ingin berwisata ke Tibet pada bulan Maret terkait blokade yang terjadi oleh pemerintah.

Menurut data dari Tibet Autonomous Region Tourism Development Committe, sekitar 17,5 juta wisatawan datang ke Tibet pada sembilan bulan pertama di tahun 2015 lalu. 36% lebih tinggi dari periode yang sama tahun 2014.

Sekiranya traveler domestik yang ingin liburan ke Tibet tetap akan mencari cara ke sana walau telah ada larangan dari Pemerintah China. Namun ada baiknya traveler berkunjung ke Tibet setelah larangan dicabut oleh Pemerintah China.

(rdy/rdy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads