Momen gerhana matahari total di Palembang memang telah usai Rabu (9/3) kemarin. Namun masih menyisakan cerita tentang kekecewaan wisatawan mancanegara yang gagal menyaksikan gerhana matahari total akibat terhalang awan tebal.
Salah satunya adalah Jill (35), asal AS yang sengaja jauh-jauh datang dari Denver, AS ke Palembang untuk menyaksikan momen gerhana matahari total di ibukota Sumsel. Dia mendapat informasi bahwa acara pusat pengamatan gerhana dipusatkan dari atas Jembatan Ampera.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya sedikit kecewa, karena awan tebal menutupi gerhana. Saya hanya dapat beberapa foto saja. Mungkin saya salah memilih spot, di sini tidak terlalu baik," kata Jill.
Ungkapan kekecewaan juga datang dari turis asal Korea bernama Lee Sang Woo. Meski agak kecewa, Lee yang bekerja sebagai jurnalis di media Donga Science, mengaku cukup senang juga karena baru inilah dia menyaksikan gerhana matahari secara langsung.
"Rasanya sungguh menakjubkan, ketika langit mulai gelap dan semua orang berteriak. Sangat disayangkan mataharinya harus tertutup kabut, tapi saya cukup senang, ini adalah pengalaman pertama saya," ucap Lee.
Beberapa spekulasi menyebut gumpalan awan besar ini bukanlah awan biasa, tetapi berasal dari asap polusi PT Pusri. Namun menurut anggota Tim LAPAN yang ikut mengamati gerhana, banyak faktor yang bisa menyebabkan timbulnya gumpalan awan tersebut.
Terlepas dari masalah itu, antusiasme wisatawan lokal maupun mancanegara yang datang memenuhi Jembatan Ampera jadi nilai tersendiri. Tak kurang 15 ribu orang menyaksikan fenomena alam langka tersebut. Itu menjadi bukti bahwa gerhana matahari total sukses sebagai event wisata berskala internasional. (wsw/wsw)












































Komentar Terbanyak
Hotel di Surabaya Jadi Saksi Bisu Pesta Seks 34 Pria, Ini Faktanya
Strategi Baru Bandara Kertajati Melawan Sepinya Penerbangan
Bali Kumpulkan Rp 309 Miliar Pungutan Wisman, Baru 37% Turis Asing yang Bayar