Festival Indonesia di Auckland Meriah, Ada Bagi-bagi Tiket Gratis ke Bali

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Laporan dari Selandia Baru

Festival Indonesia di Auckland Meriah, Ada Bagi-bagi Tiket Gratis ke Bali

Ahmad Toriq - detikTravel
Minggu, 03 Apr 2016 08:35 WIB
Festival Auckland-Indonesia (Toriq/detikTravel)
Auckland -

Promosi wisata Indonesia dilakukan ke berbagai negara termasuk Selandia Baru. Festival Auckland-Indonesia berlangsung meriah dengan bagi-bagi tiket gratis ke Bali.

Festival Auckland-Indonesia kembali digelar tahun 2016 ini di Selandia Baru. Ribuan orang yang terdiri dari diaspora Indonesia dan warga Auckland tumpah ruah di festival tahunan ini.

Tahun ini adalah yang keenam kalinya komunitas diaspora Indonesia, yang bekerja sama dengan Kedubes Indonesia untuk Selandia Baru, menggelar Festival Auckland-Indonesia. Venue yang digunakan selalu sama, yaitu di Raye Freedman Arts Centre, Silver Road, Auckland, Selandia baru. Bedanya, tahun ini Kementerian Pariwisata RI mendukung acara yang digelar Sabtu (2/4/2016) ini. Acara dimulai sekitar pukul 11.00 waktu setempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Festival ini digunakan Kementerian Pariwisata untuk mempromosikan Wonderful Indonesia dan ramai dikunjungi diaspora Indonesia dan warga lokal. Target 2.000 pengunjung pun terpenuhi.


Antrean pengunjung (Toriq/detikTavel)

Di lokasi acara, tersedia sejumlah booth untuk pengunjung. Ada booth Wonderful Indonesia yang menyediakan berbagai informasi seputar wisata yang ada di Tanah Air. Ada 11 destinasi wisata utama yang dipromosikan, yaitu Danau Toba, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu, Candi Borobudur, Gunung Bromo, Mandalika, Labuan Bajo, Wakatobi, Morotai, dan Raja Ampat. Selain informasi soal destinasi wisata Indonesia, di booth ini pengunjung juga bisa mendapatkan keripik tempe, dodol garut, dan wedang jahe.

Tak hanya itu, booth Wonderful Indonesia juga membagi-bagikan sejumlah tiket Auckland-Bali gratis bagi pengunjung. Namun ada syaratnya, penerima tiket gratis adalah mereka yang pernah mengikuti ajang pameran pariwisata Indonesia serupa festival ini, lalu selfie dan mengunggahnya ke media sosial.

Pengunjung yang fotonya mendapat like paling banyak berhak mendapatkan tiket Auckland-Bali gratis. Syarat tambahan, mereka yang mendapat tiket gratis harus warga negara asing, atau tidak memegang paspor Indonesia.

Dalam Festival Auckland-Indonesia ini, dua orang di antara sejumlah pemenang yang beruntung mendapatkan tiket gratis adalah Ende dan Inez. Ende adalah orang Indonesia yang kini sudah berganti kewarganegaraan Selandia Baru, sedangkan Inez adalah warga Australia yang kini tinggal di negeri Kiwi itu.


Pengunjung membeli batik (Toriq/detikTravel)

Ada juga booth yang menjual baju batik. Lainnya, ada booth yang membuka kesempatan pengunjung untuk membatik. Lalu, ada booth yang menjual makanan-makanan khas Indonesia. Nah, booth penjual makanan ini jadi favorit pengunjung. Ada dua booth penjual makanan, dan dua-duanya laris manis.

Berbagai macam makanan khas Indonesia tersedia di kedua booth tersebut, di antaranya lontong sayur, sate ayam, nasi padang, aneka gorengan, jajan pasar, ayam taliwang dan lainnya. Yummy!

Antrean mengular di kedua booth tersebut. Tak hanya diaspora Indonesia yang sudah rindu dengan lezatnya makanan kaya rempah khas Tanah Air, tapi juga warga Auckland yang baru akan mencicipi makanan Indonesia. Tak ada raut kecewa setelah mengunjungi dua booth itu. Makanan yang dijual paling mahal berharga 10 dollar Selandia Baru, contohnya sate ayam. Paling murah dijual 1 dollar Selandia Baru, contohnya tahu isi.

Kepala Bidang Festival Pasar Asia Pasifik Kementerian Pariwisata Indonesia, Adella Raung, mengatakan dukungan pihaknya di festival ini bertujuan meningkatkan wisatawan masuk ke Indonesia dari Selandia Baru. Penduduk Selandia Baru memang tak banyak, tak sampai 5 juta jiwa, namun 90 persennya adalah traveler.


Dubes RI untuk Selandia Baru, Jose Tavares (Toriq/detikTravel)

"Ini untuk pertama kalinya Kementerian Pariwisata mendukung kegiatan festival di Selandia Baru. Khususnya ini untuk teman-teman diaspora yang ada di sini, juga untuk memperkenalkan Indonesia pada pasar Selandia Baru khususnya," ujar Adella di lokasi acara.

Di sela ramainya festival, sebelum acara kesenian dimulai, digelar seremonial kecil pembukaan festival secara resmi. Dubes Indonesia untuk Selandia Baru Jose Tavares membuka acara dengan memotong tumpeng besar yang disiapkan khusus untuk festival ini. Hadir dalam acara ini, konjen-konjen negara sahabat Indonesia, sejumlah anggota parlemen Selandia Baru, dan Wali Kota Auckland Len Brown.

Seremonial ini berlangsung secara sederhana dan hangat. Dubes Jose Antonio Tavares mengatakan salah satu tugas utamanya sebagai perwakilan Pemerintah RI adalah meningkatkan wisatawan dari Selandia Baru masuk ke Indonesia. Tahun 2015 lalu, ada 76 ribu wisatawan Selandia Baru masuk ke Indonesia, dan dia berharap jumlah ini meningkat tahun 2016 ini.

"Meski jumlahnya sedikit, tapi turis Selandia Baru ini bukan backpacker. Mereka ini, ya bisa dibilang cukup berada. Mereka ini turis yang punya banyak uang. Tahun 2015 jumlah wisatawan Selandia Baru yang berkunjung ke Indonesia sudah lebih banyak sekitar 13 ribu dibanding tahun 2014 lalu. Saya berharap jumlahnya semakin bertambah tiap tahunnya," ujar pria asal NTT ini.


Pentas seni (Toriq/detikTravel)

Setelah acara seremoni, pentas seni pun dimulai. Ada berbagai kesenian khas Indonesia yang ditampilkan, di antaranya tari-tarian, peragaan busana khas Indonesia, angklung, dan yang bisa dibilang paling menghipnosis, yaitu permainan Sasando.

Pentas seni dibagi dalam tiga sesi, dan tiap sesinya dipadati pengunjung. 258 Kursi yang tersedia di Raye Freedman Arts Centre nyaris penuh terisi. Tepuk tangan tak henti-hentinya membahana tiap satu pertunjukkan selesai dipentaskan. Wajah-wajah puas terpancar dari penonton setelah pertunjukan seni usai.

Acara tak berhenti di situ, pukul 19.00 waktu setempat, acara dilanjutkan dengan pemutaran film Habibie-Ainun. Jumlah penonton pemutaran film ini tak kalah dengan yang menonton pentas seni. Pukul 21.00 waktu setempat, acara pun ditutup.

(tor/fay)

Hide Ads