Dari rilis PT Freeport Indonesia yang diterima detikTravel, Selasa (19/4/2016) seorang pendaki sekaligus karyawan PT Freeport Indonesia atas nama Erik Airlangga meninggal dunia saat mengikuti kegiatan pendakian Carstensz bersama sejumlah karyawan lain yang berjumlah 32 orang. Mereka melakukan perjalanan dari hari Kamis (14/4).
Di hari Mingu (17/4) Erik sempat menadapat pertolongan pertama dari tim Emergency Preparedness & Reponse (EP&R) PT Freeport Indonesia. Sayang nyawa Erik tidak tertolong hingga menghembuskan nafas terakhir. Kini, jenazah sudah dipulangkan ke kampung halamannya di Tasikmalaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pendakian ke Puncak Carstensz (Afif/detikTravel)
Puncak Carstensz merupakan puncak tertinggi di Indonesia, serta masuk dalam daftar Seven Summits sebagai salah satu dari tujuh puncak tertinggi di tujuh benua. Puncak Carstensz memiliki ketinggian 4.884 mdpl, yang mana persiapan baik fisik, alat dan pengetahuan mendaki gunung untuk mendakinya bukanlah main-main. Sebelum mengenal apa itu hiportemia dan suhu ekstrem di Puncak Carstensz, pertama kita harus tahu dulu soal jalur pendakiannya.
detikTravel lantas mewawancarai Ardeshir Yaftebi. Pria asal Aceh ini adalah salah seorang pendaki gunung dari Wanadri dan pegiat wisata alam di Indonesian Mountain Specialist (IMOSA). Dirinya pernah mendaki Puncak Carstensz hingga 5 kali, serta turut menjadi pemandu bagi tim Ekspedisi Jurnalis ke Carstensz 2015 di tahun lalu.
"Ada dua jalur untuk mendaki Puncak Carstensz. Pertama jalur Freeport dan kedua jalur kampung. Baik kedua jalur itu, masing-masing punya potensi bahaya yang harus kita tahu," katanya.
Pertama jalur Freeport dulu. Jalur yang satu ini adalah jalur yang sangat sulit dilalui, sebab pihak PT Freeport Indonesia tidak akan sembarangan memberikan izin pendakian karena melintasi wilayah tambangnya. Apalagi tertulis jelas dari situs resminya, kalau wilayah PT Freeport bukanlah jalur pendakian!
Larangan pendaki melintasi wilayah Freeport (Afif/detikTravel)
"Freeport hanya memberi izin saat acara-acara besar tertentu. Itu juga mereka ketat memberikan perizinannya," ujar Ardeshir.
Apa bahayanya jika melalui jalur Freeport? Ardeshir menegaskan, bahayanya adalah tubuh pendaki mencapai ke ketinggian 4.000 mdpl (Basecamp Danau-danau) dalam waktu yang singkat. Tidak ada proses adaptasi, Dari ketinggian yang hanya 600 mdpl, terus naik mobil ke 1.000-an mdpl, lantas naik gondola langsung ke ketinggian 4.000 mdpl. Ibaratnya dari pagi ke sore, sudah dengan cepat sampai di ketinggian 4.000 mdpl.
Basecamp Danau-danau yang ketinggiannya sudah 4.000-an mdpl (Afif/detikTravel)
Cepat, memang iya. Namun justru itu adalah bahaya yang cukup parah. Tanpa melakukan proses adaptasi ketinggian dan suhu terlebih dulu atau dikenal dengan nama aklimatisasi, tubuh akan terasa sakit bukan main. Badan bisa lemas, kepala pusing, muntah-muntah dan pingsan!
Kemudian jalur yang kedua, jalur kampung. Arti dari jalur kampung dalah, jalur yang melintasi pemukiman penduduk seperti Sugapa, Soangama dan Ugimba. Desa-desa terakhir sebelum Puncak Carstensz, yang berjarak sekitar 100 km lebih. Dari sana, perjalananya adalah dengan trekking menembus hutan belantara.
Masuk ke dalam hutan belantara Papua (Afif/detikTravel)
"Bicara dari segi alam pada jalur kampung, kita akan melewati hutan yang benar-benar lebat dan tidak terjamah manusia. Kita akan berjalan di akar-akar pohon atau masuk ke rawa-rawa. Bahayanya, kaki tergelincir terus patah atau kena pohon tumbang," terang Ardeshir.
Menurutnya, ada keuntungan bagi pendaki yang melalui jalur kampung dibanding jalur Freeport. Kondisi badan bakal lebih kuat saat penyesuaian ketinggian dan suhu, sebab berjalan pelan-pelan dari ketinggian 1.000 sampai 4.000 mdpl.
"Bagian tersulit di jalur kampung itu New Zealand Pass, karena sudah 4.000 mdpl," ucap pria kelahiran tahun 1982 ini.
Trekking di New Zealand Pass (Afif/detikTravel)
Itulah bahaya-bahaya yang mengintai di dua jalur pendakian ke Carstensz. Belum selesai, suhu yang ekstrem, badai salju dan bebatuan longsor, harus siap dihadapi para pendaki kala di titik akhir sebelum menyentuh Pencak Carstensz.
(aff/aff)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan
Sound Horeg Guncang Karnaval Urek Urek Malang