Pada hari Minggu (8/5/2016), kemarin detikTravel mengikuti program Charity Walking Tour Kampung Tugu yang diadakan oleh Jakarta Food Adventure (JFA). Di antara rombongan peserta, terselip turis asing asal Portugal yang datang bersama rekannya dari Brasil.
Ketika ditanya, ternyata mereka mengikuti tur tersebut untuk melakukan napak tilas sejarah. Tidak mengapa, Portugal menjadi asal dari suku Portugis yang dahulu melanglang ke berbagai sudut dunia. Pengaruh mereka pun menyebar hingga Brasil dan Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adalah Frederico Brandao yang berasal dari Portugal dan Debora yang berasal dari Brasil. Di sela kesibukan kerja mereka di sebuah organisasi di Bogor, mereka menyempatkan datang jauh-jauh ke Kampung Tugu untuk menelusuri salah satu perkampungan Portugis yang ada di Jakarta.
"Sebenarnya saya menulis satu dua artikel tentang Portugis, dan orang-orang pun memberi tahu tentang pengaruh Portugis di Indonesia," cerita Frederico.
Frederico pun mengaku pertama kali mendengar tentang tur dan Kampung Tugu dari salah satu temannya. Frederico sendiri mengaku kalau sudah berada di Indonesia sejak November dan ingin tahu lebih banyak tentang peninggalan Portugis.
"Saya bicara dengan teman sekitar satu atau dua minggu lalu dan ia menemukan tur ini. Jadilah kami di sini dan itu adalah suatu hal bagus," ujar Frederico.
Dalam kunjungan ke Kampung Tugu, Frederico dan Debora pun berkesempatan untuk melihat langsung peninggalan sejarah serta budaya yang ada di Kampung Tugu. Mulai dari melihat Gereja Tugu, mendengarkan musik Keroncong Tugu, hingga mencicipi kuliner lokal yang kental dengan nuasa Portugis.
"Musiknya bagus, makanannya enak, pengaruh Portugis untuk saya sendiri begitu terasa. Ada banyak kesamaan dalam tarian dan kata-kata dalam bahasa Portugis," ujar Frederico.
Faktanya, leluhur orang Tugu masih menggunakan bahasa Kreol Tugu untuk saling berkomunikasi. Kreol Tugu merupakan istilah untuk bahasa Portugis yang telah bercampur dengan dialek lokal. Sayangnya kini tidak banyak orang Tugu yang bisa menggunakan bahasa Portugis.
Usai melihat berbagai peninggalan Portugis yang erat dengan Frederico yang notabene merupakan orang Portugal, ia pun mengaku akan menyebarkan info tersebut. Khususnya melalui laman Facebook pribadinya.
"Saya kira saya akan posting beberapa foto di Facebook dan membicarakan tentang hal tersebut. Konsulat Portugis di Jakarta tentunya akan sangat tertarik dengan ini," jelas Frederico.
Ia pun ingin agar pemerintahnya serta Indonesia lebih peduli akan Kampung Tugu. Sekiranya ini adalah suatu hal yang harus dilindungi dan dikembalikan seperti masa jayanya dulu.
"Pemerintah Portugis harus berinvestasi untuk menemukan kembali sejarah yang ada. Ini harus dilindungi oleh Pemerintah Portugis dan Indonesia," tutup Frederico.
Sekiranya pelestarian Kampung Tugu harus menjadi perhatian semua orang. Tidak hanya sebatas dijadikan situs cagar budaya dan lantas dibiarkan tanpa adanya tindakan lebih lanjut.
(shf/rdy)
Komentar Terbanyak
Traveler Muslim Tak Sengaja Makan Babi di Penerbangan, Salah Awak Kabin
PHRI Bali: Kafe-Resto Putar Suara Burung Tetap Harus Bayar Royalti
Kronologi Penumpang Lion Air Marah-marah dan Berteriak Ada Bom