Mulai dari tingkah menyebalkan yang sepele, sampai yang benar-benar mengganggu. Selalu ada saja traveler yang bertingkah menyebalkan kala kita liburan.
Menurut psikolog Anna Surti Ariani, ada 3 kemungkinan penyebab kenapa mereka menyebalkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yang pertama adalah penyebab dari diri sendiri. Menurut psikolog yang biasa dipanggil Nina ini, ada dua faktor mengapa mereka menyebalkan yaitu karena ketidaktahuan dan tidak mau tahu.
Traveling berarti mendatangi tempat baru. Ada banyak aturan berbeda dan baru yang mungkin belum diketahui semua traveler. Dari sanalah sikap mereka bisa menjadi begitu menyebalkan karena ketidaktahuan atau justru tidak mau tahu.
"Kalau karena ketidaktahuan, cara menyelesaikannya cukup mudah. Yaitu dengan memberi tahu apa aturan yang ada. Kemudian semuanya selesai," lanjutnya.
Namun beda lagi jika mereka tidak mau tahu. Menurut Nina, kepribadian setiap orang berbeda. Ada yang memang sudah egois, ada juga yang memang pembangkang. Itulah yang sulit.
Jika pada dasarnya egois, mereka akan bertindak menurut keinginan sendiri. Tidak terlalu peduli kondisi sekitar, yang penting tindakannya harus menguntungkan dirinya sendiri dahulu. Masalah orang lain tidak terima, ia tidak begitu peduli.
"Ada juga yang ingin mengetes. Kira-kira orang akan seperti apa jika ia bertingkah menyebalkan," ujar Nina.
Traveler pembangkang dan tak peduli sekitar memang sudah pribadinya seperti itu. Ada banyak latar belakang mengapa mereka bisa bertingkah seperti itu.
Di sisi lain, ada pula traveler yang menyebalkan karena kondisi lingkungan. Menurut Nina, mungkin saja traveler tersebut sedang lelah, stres atau sakit. Sehingga yang tadinya tak ingin marah-marah malah jadi menyebalkan.
"Misalkan ia sedang pilek. Tekanan udara di pesawat bisa menambah pusing orang yang sedang pilek. Mungkin saat sehat ia takkan mudah emosi. Namun karena kondisi yang sedang tidak nyaman, yang tadinya tak mau marah pun malah jadi marah-marah," ungkapnya.
Alasan terakhir adalah karena interaksi dengan lingkungannya. Misal pada dasarnya ia seorang yang tenang, namun jika di sebelahnya terlalu menyebalkan, ia pun jadi menyebalkan.
"Lihat sebelah begitu ribut, pasti ikut sebal, jadinya ia protes. Itupun salah satu bentuk aksi yang menyebalkan," kata Nina.
Untuk traveler yang seperti itu, ada dua pendekatan yang bisa dilakukan. Menurut Nina, yang pertama adalah pendekatan personal dan yang kedua adalah edukasi terhadap traveler.
Pendekatan personal bisa dilakukan dengan memberi tahu baik-baik. Jika tidak mempan, minta tolong orang lain yang lebih berwenang untuk memberitahunya.
Sedangkan edukasi traveler, menurut Nina juga penting. Karena seringnya, tingkah menyebalkan traveler adalah karena ketidaktahuan.
"Iklan edukasi masyarakat jangan gunakan ponsel di pesawat, atau jangan buang sampah di sembarang tempat itu tetap penting. Agar makin banyak yang kembali diingatkan," tutup Nina. (aff/aff)
Komentar Terbanyak
Forum Orang Tua Siswa: Study Tour Ngabisin Duit!
Pendemo: Dedi Mulyadi Tidak Punya Nyali Ketemu Peserta Demo Study Tour
Study Tour Dilarang, Bus Pariwisata Tak Ada yang Sewa, Karyawan Merana