Papua siap kembali menyelenggarakan Festival Danau Sentani. Pesta budaya rakyat tersebut kali ini ingin berfokus untuk mengangkat indahnya keragaman yang ada di Bumi Cenderawasih.
Festival Danau Sentani (FDS) digelar di kawasan wisata Khalkhote, Sentani Timur mulai 19-23 Juni 2016. Pada ajang promosi pariwisata melalui kekayaan alam dan budaya pariwisata masyarakat lokal itu, Pemkab Jayapura berharap agar para warga terus menjaga keragaman perbedaan yang ada di daerah setempat.
Bupati Jayapura Mathius Awaoitauw yang siang ini memantau persiapan FDS pun menyampaikan komitmen pemda terhadap keberagaman budaya, suku, dan agama. Jayapura sendiri sudah dicanangkan sebagai zona integritas kerukunan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Papua sangat spesifik, Papua kadang jadi sangat menarik dibicarakan di mana-mana. Orang bilang terlalu seksi. Maka harus ada inisiatif lokal untuk bicarakan keragaman," lanjutnya.
Persiapan Festival Danau Sentani (Elizabeth/detikTravel)
Pada festival ini, pengunjung akan disuguhkan oleh berbagai budaya seni seperti tarian khas maupun penampilan dari sejumlah suku asli Papua. Bahkan yang paling dinanti-nanti adalah pertunjukan Isolo, tarian di atas perahu gabungan dari 24 kampung yang tinggal di pulau-pulau kecil yang bertengger di sekitar Danau Sentani.
"Masyarakat Sentani hidup di danau, ada upacara-upacara adat baik di kampung, antar kampung. Mereka saat panen atau ketika bawa hasil buruan. Pergi kembali dengan perahu, mereka sudah terbiasa menari di atas perahu. Karena hidup di danau," jelas bupati.
Meski memiliki adat yang berbeda, masyarakat yang tinggal di Danau Sentani memiliki budaya yang sama. Termasuk soal ritual. Di FDS ini lah warga 24 kampung akan menampilkan ritual Isolo secara bersamaan.
"Setiap kampung atau sistem adat pasti punya, karena itu bagian dari kebesaran. Kalau kepala adat perintah pergi berburu, bawa hasil itu tidak sembarang. Kalau bawa hasil besar untuk kampung dibawa dengan tarian. Ada upacara antar kampung juga begitu. Setelah itu ada tari-tarian," Mathius menerangkan.
Mengambil tema 'Satu dalam Keanekaragaman Meraih Kejayaan', FDS tak hanya menampilkan pertunjukkan seni. FDS pun akan menghadirkan industri kreatif Papua dan sajian kuliner melalui stan-stan yang didirikan di lokasi acara.
Danau Sentani (Elizabeth/detikTravel)
Menurut Mathias, potensi lokal baik budaya maupun kerajinan masyarakat punya ciri khas sendiri dan itu terus dipromosikan dan ini akan mendorong semangat pengrajin. Acara ini sekaligus sarana untuk membangun komunikasi satu suku atau kelompok dengan yang lainnya, ungkapnya.
"Mereka bisa dialog langsung dan tukar informasi. Di arena ini mereka juga bisa pasarkan hasil-hasil kerajinan dan kuliner khas mereka," lanjutnya.
Industri kreatif lokal yang rencananya akan dihadirkan seperti kerajinan kulit kayu, batik Papua, dan khas kuliner seperti kopi, buah merah, dan sagu. Soft opening akan dilakukan besok, Minggu (19/6) oleh bupati dan pembukaan resmi pada Senin (20/6) oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya.
Acara saat soft opening juga sudah menghadirkan sejumlah pertunjukkan seni, dan lomba Suling Tambur antar kampung. Petangnya, di tepi Danau Sentani akan diterbangkan 100 lampion. Mereka yang ikut menerbangkan lampion seperti seluruh kepala distrik, tokoh agama, tokoh adat, pemuda, dan tokoh perempuan.
"Kita harus ajak semua kekuatan yang ada agar menjaga toleransi, bagaimana kita harus menghargai perbedaan-perbedaan yang ada. Maka mari kita menghargai dan merajut perbedaan itu menjadi kekuatan," ucap Mathius.
Keharmonisan keberagaman tampaknya menjadi fokus pemda setempat. Terbukti pencanganan zona integritas kerukunan dilakukan degan penandatangan nota kesepahaman antar stakeholder saat gelaran MTQ dan Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pespawari) yang pembukaannya dilakukan secara bersamaan pada akhir Mei lalu.
"Ada pawai dan defile juga mereka sama-sama. Semua komponen hadir. Mereka menandatangani komitmen. Itu dibuat dalam satu prasasti nanti kita rencana taruh di taman untuk dijadikan tugu peringatan. Kami di sini biasa saling dukung," tuturnya.
Panitia FDS sore ini sudah terlihat melakukan persiapan di sekitar panggung. Tak hanya itu, peserta FDS yang akan menampilkan tarian kolosal paduan dari berbagai kelompok juga terlihat sedang melakukan gladibersih. Sayangnya di tepian sekitar danau masih terlihat sampah yang belum dibersihkan.
(shf/shf)
Komentar Terbanyak
Turis Lebih Tertarik ke Malaysia, Indonesia Tidak Kalah Indah tapi...
Viral King Abdi Nggak Dikasih Makan Saat Naik Batik Air, Ini Kata Netizen
Pariwisata Indonesia Kalah Pamor dari Malaysia, Masalahnya Bukan di Angka tapi...