Malam soft opening Festival Danau Sentani (FDS) IX dihiasi suasana yang cukup syahdu pada Minggu (19/6) malam. Seratus lampion tanda penyampaian harapan diterbangkan di tepi Danau Sentani yang berada di kawasan wisata Khalkhote, Sentani Timur, Jayapura, Papua.
Meski pembukaan secara resmi baru akan digelar Senin (20/6/2016), seribuan pengunjung sudah mulai berdatangan di lokasi acara. Pasalnya sejumlah pertunjukkan sudah mulai ditampilkan. Termasuk stan-stan pameran dari berbagai kelompok maupun suku adat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lampion pertama yang dinyalakan adalah milik Bupati Jayapura, lalu menyusul perwakilan dari Polri/TNI, seluruh kepala suku adat, kepala kampung, tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh perempuan, dan Muspida setempat. Suasana yang awalnya sempat ramai, mendadak sunyi saat lampion-lampion dinyalakan.
Lampion bertuliskan 'Save Sentani Lake' (Elza/detikTravel)
Langit pun terlihat menawan ketika lampion satu per satu diterbangkan. Masing-masing memiliki harapan meski tak semuanya terucap melalui kata-kata. Namun ternyata ada kesamaan misi dan visi yang seolah terpatri serentak di pikiran warga dan juga pejabat atau tokoh setempat.
"Yang jelas kami akan terus menyuarakan pengembangan FDS. Sebab Sentani sangat potensial untuk menjadi kawasan wisata," ungkap Mathius saat ditanya mengenai makna dari penerbangan lampion.
Pemda Jayapura memang berencana menjadikan daerah Sentani sebagai kawasan wisata terpadu. Tentunya dengan 'menjual' keindahan alam yang ada di Sentani dan Jayapura.
"Di pinggir Danau Sentani ada bandara internasional, ada cagar alam Gunung Cyclop. Di balik gunung ada keindahan Samudera Pasifik, pantai-pantai Jayapura," tuturnya.
Meski begitu, Mathias juga punya harapan agar keindahan alam di Jayapura tetap terjaga. Dan itu memerlukan kerja sama semua pihak termasuk dari masyarakat sendiri.
"Meski ada pembangunan pesat, harus ada pelestarian alam yang diwariskan oleh setiap generasi. Ada potensi alam yang penting dan menarik, tapi tetap harus kita jaga," kata Mathius.
100 Lampion terbang di atas Danau Sentani (Elza/detikTravel)
FDS pada dasarnya ingin mempromosikan keberagaman budaya masyarakat Sentani. Di Danau Sentani, terdapat 24 kampung dengan sejumlah sistem adatnya masing-masing. FDS ingin mempertontonkan indahnya keberagaman itu. Termasuk memamerkan produk-produk budaya yang dihasilkan masyarakat.
Para tokoh di Sentani sendiri berharap dengan suksesnya FDS, hal tersebut akan mengangkat harkat dan martabat warga Papua. FDS saat ini sudah masuk menjadi agenda nasional Kementerian Pariwisata lewat program Pesona Indonesia.
"Harapan besar sekali, festival bisa mengangkat harga diri orang Jayapura. Kita punya harapan di tanah Papua seluruh harkat martabat warga harus terangkat. Selama ini harkat kami berada di bawah," ujar tokoh adat dari Distrik Yapsi, Daud Masari.
Salah seorang warga Jayapura, Ichad, berkomitmen untuk sama-sama menjaga kawasan wisata Sentani dan sekitarnya. Sebab ia ingin agar Kabupaten Jayapura dapat dilihat di kancah nasional hingga internasional.
"Saya sebagai warga Papua melihat lampion yang dilepaskan seolah memiliki makna agar kami semua harus menjaga kelestarian danau Sentani dan juga Gunung Cyclop. Jaki kita harus bersama-sama, warga dengan pemerintah," ucap dia.
Bupati Merauke Frederikus Gebze yang hadir sebagai tamu undangan mengaku sangat mengapresiasi adanya FDS. Ia melihat semangat pemerintah dan warga perlu mendapat dukungan terhadap pelestarian sekaligus pemanfaatan kawasan Sentani.
"Festival mengembalikan identitas dan jati diri orang papua khsuusnya Jayapura. Sebab budaya sebagai perisai dan pelindung untuk mengangkat harkat mereka. Lebih bagus pengelolaan diserahkan ke pihak swasta agar masyarakat dapat benefit dan income lebih baik," beber Gebze.
Gebze sempat menghibur warga Jayapura dan pengunjung FDS. Ia membawakan lagi di panggung hiburan dan bergaya ala penyanyi profesional. Sontak penampilannya menambah meriahnya suasana.
Pembukaan resmi FDS rencananya akan dihadiri oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya. FDS yang akan diselenggarakan hingga Kamis (23/6) mendatang akan menampilkan berbagai kegiatan yang jauh lebih menarik. Seperti penampilan tari-tarian di atas perahu gabungan 24 kampung di seputar Danau Sentani, lomba panah tradisional, dan lomba dayung.
(aff/fay)
Komentar Terbanyak
Potret Sri Mulyani Healing di Kota Lama Usai Tak Jadi Menkeu
Keunikan Kontol Kejepit, Jajanan Unik di Pasar Kangen Jogja
Anak Turis Digigit Monyet di Ubud, Ibunya Bayar Suntikan Rabies Rp 69 Juta