Kisah Upacara Adat Erau yang Berusia 8 Abad

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kisah Upacara Adat Erau yang Berusia 8 Abad

Kurnia Yustiana - detikTravel
Jumat, 12 Agu 2016 13:40 WIB
Suasana Festival Erau di Tenggarong tahun lalu (Phypin Marga/d'Traveler)
Jakarta - Upacara Adat Erau akan diselenggarakan di Kutai Kartanegara, Kaltim pekan depan. Sebelum datang dan menyaksikan langsung, mari simak dulu sejarahnya.

Erau merupakan upacara adat di lingkungan Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura. Upacara ini bermula dari Kutai Lama pada abad ke-13, yaitu pada perayaan Tijak Tanah Raja Kutai dan pengangkatan raja pertama Kerajaan Kutai, Aji Batara Agung Dewa Sakti.

"Erau berasal dari kata Eroh, artinya ramai, riuh rendah, suka cita, menggambar keramaian," ujar Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari dalam jumpa pers Erau Adat Kutai & International Folk Arts Festival (EIFAF) di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Jumat (12/8/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk seterusnya, Upacara Erau dilaksanakan pada penobatan raja dan putra mahkota, pemberian gelar kepada mereka yang telah berjasa bagi kemajuan kerajaan dan peristiwa penting lainnya di kerajaan.

Saat menjadi kerajaan Islam dan berganti nama menjadi Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura sekitar abad ke-17, tradisi Erau masih berlangsung. Namun semenjak Kesultanan Kutai bergabung dengan NKRI dan kemudian menjadi Daerah Istimewa Kutai serta Daerah Tingkat II Kutai, Erau tak lagi diadakan.

"Kevakuman cukup lama. Tahun 70an ada Bupati Ahmad Dahlan berupaya mengembalikan Erau," kata Rita.

Bupati Kutai yang saat itu dijabat oleh Ahmad Dahlan mulai mencoba melestarikan Erau walau dengan tataran upacara adat yang kurang lengkap. Sebab waktu itu Kesultanan Kutai Kartanegara belum memiliki sultan, baru putra mahkota.

Kemudian sekitar tahun 2002, Bupati Kutai Kartanegara Syaukani HR berinisiatif melangsungkan proses penabalan putra mahkota menjadi Sultan Salehuddin II, Sultan XX Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura. Dari sini kemudian Erau kembali berlangsung seperti sediakala.

"Tahun 2000-an beliau (Syaukani HR) meminta kepada Gusdur kesultanan dihidupkan kembali, dan festival menggaung kembali. Yang melaksanakan kerajaan, suasana kerajaan masih ada," jelas Rita.

Istana yang sudah menjadi museum pun ditata serta difungsikan kembali seperti istana saat Erau berlangsung. Rangkaian adat Erau dilaksanakan di sana secara lengkap dan ditujukan pula untuk memberikan kekuatan spiritual bagi sultan selaku pemimpin kesultanan dan masyarakat.

Nah, traveler yang ingin melihat seperti apa prosesi Erau, bisa datang ke Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kaltim pekan depan. Akan digelar Erau Adat Kutai dan International Folk Arts Festival tanggal 20-28 Agustus 2016.

(aff/aff)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads