Sayembara Desain Arsitektur Nusantara 2016 digelar oleh Kemenpar, Badan Ekonomi Kreatif serta PT Propan Raya, dan pemenangnya telah diumumkan pada 25 Oktober kemarin. Ada 10 pemenang dengan desain terbaik bertema 10 destinasi prioritas.
Desain homestay di kawasan Labuan Bajo dimenangkan oleh tim yang diketuai Rizki Bhaskara dengan nama Naung Kampung Papagaran. Homestay itu nantinya bakalan dibangun di tepi pantai Labuan Bajo. Untuk desainnya pun dibuat menyesuaikan keadaan di pantai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Menurut Rizki, tipe rumah panggung akan melindungi penghuni dari air laut pasang. Setting teras atau dek kayu juga bisa membuat wisatawan dapat berkumpul bersama, sekaligus merasakan sensasi tepi pantai. Ruang-ruang di lantai bawah sifatnya lebih publik sebagai ruang istirahat sementara bagi wisatawan yang hendak melanjutkan perjalanan.
Untuk penempaatan ruang menginap wisatawan diatur di lantai dua. Ini bisa memberi kesan wisatawan seperti menginap di loteng. Dan lantai atasnya tetap diberikan jendela untuk memaksimalkan pencahayaan dan udara alami yang masuk ke dalam ruang menginap.
"Jangan lupa tetap pertahankan prinsip dan ruh arsitektur lokal. Itu bisa disematkan di atap atau ornamen di tampak muka. Untuk Labuan Bajo yang namanya sudah mendunia, ini sangat dibutuhkan agar destinasi wisatanya punya warna yang berbeda," ujar Rizki.
![]() |
Ruang rumah utamanya sendiri dibagi menjadi ruang publik dan kamar pemilik yang dipisahkan tangga. Dan jangan takut kehilangan privasi. Ada pintu sendiri yang membatasi ruang publik dan pemilik homestay.
"Konsepnya rumah tumbuh di mana nantinya jumlah kamarnya dapat bertambah. Dengan dana terbatas, warga sekitar juga bisa ikut membangun," kata dia.
Untuk kamar mandi, Rizki memilih untuk menempatkan di luar bangunan. Ini juga dimaksudkan agar dapat mengoptimalkan fungsi-fungsi utama di dalam rumah utama.
Sedangkan lokasi ideal untuk homestay yang didesain tim Rizki ini adalah di Pulau Papagaran, Labuan Bajo. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, pulau tersebut dipilih karena kebanyakan wisatawan yang ke Labuan Bajo selalu mengagendakan untuk melihat Komodo. Nah, lokasi Pulau Papagaran tidak jauh dari Taman Nasional Komodo.
Untuk materialnya dibuat dengan bahan lokal. "Material utamanya kayu dan bambu. Itu saya pilih karena sudah familiar bagi masyarakat sekitar serta sesuai dengan kondisi alam Labuan Bajo. Ini juga akan meminimalisir jejak karbon," kata Rizki.
Untuk urusan dinding, dipilih anyaman bambu. Selain banyak tumbuh di sekitar Labuan Bajo, bambu dipilih karena ringan. Daya tahannya pun bisa puluhan tahun.
"Jadi bisa mempermudah transportasinya jika disuplai dari luar Pulau Papagaran. Ini juga bisa memaksimalkan penghawaan alami yang masuk ke dalam bangunan," ujar Rizki. (krn/krn)
Komentar Terbanyak
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Skandal 'Miss Golf' Gemparkan Thailand, Biksu-biksu Diperas Pakai Video Seks
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari AS, Garuda Ngaku Butuh 120 Unit