Mengenal Alur Pembuatan Makanan Pesawat di Aerofood ACS

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Mengenal Alur Pembuatan Makanan Pesawat di Aerofood ACS

Johanes Randy Prakoso - detikTravel
Kamis, 01 Des 2016 16:40 WIB
Mengenal Alur Pembuatan Makanan Pesawat di Aerofood ACS
Ilustrasi makanan pesawat (Randy/detikTravel)
Jakarta - Sebagai penyedia jasa katering pesawat Garuda Indonesia, Aerofood ACS menjamin bahwa makanan yang dibuatnya selalu fresh. Inilah alur pembuatan makanannya.

Mulai dari proses penerimaan bahan baku mentah dari vendor, penyimpanan, pengolahan sampai pendistribusian makanan, semua dilakukan oleh pihak Aerofood ACS dengan profesional. Kesegaran dan kenikmatan makanan di pesawat pun jadi jaminannya.

Untuk mengenal alur pembuatan makanan pesawat dari hulu ke hilir, detikTravel pun diundang langsung ke dapur Aerofood ACS di Cengkareng, Rabu (30/11/2016). Berikut adalah beberapa tahapan pengolahan makanannya:

1. Penerimaan barang

Foto: Johanes Randy
Tahapan pertama adalah receiving atau yang disebut juga sebagai penerimaan barang. Setiap hari, bahan bak mentah seperti sayuran dan lainnya masuk ke gudang dan dicek terlebih dahulu oleh petugas.

Selain dilihat kualitasnya, juga ada orang dari quality control yang mencatat distribusi barang lewat catatan. Jadi hanya bahan baku dengan kualitas baik yang bisa masuk untuk diolah jadi makanan pesawat.

2. Penyimpanan di gudang

Foto: Johanes Randy
Setelah melalui tahap receiving, sejumlah bahan baku akan disetor ke dalam storage atau gudang penyimpanan. Untuk bahan baku seperti bumbu masak akan ditata sedemikian rupa di gudang layaknya di pusat perbelanjaan.

Namun, untuk sayuran, buah dan daging akan ditaruh di ruang pendingin bertemperatur rendah. Tujuannya adalah untuk menjaga kulitas dari bahan baku yang akan diolah menjadi makanan.

Ketika akan digunakan, barulah bumbu masak dikeluarkan dari gudang penyimpanan. Begitu juga dengan sayur dan bahan baku mentah lainnya dari ruang pendingin.

3. Proses pencucian perkakas makan

Foto: Johanes Randy
Selain makanan, pihak Aerofood ACS juga bertanggung jawab untuk membersihkan dan memasok peralatan makan untuk maskapai Garuda dan lainnya. Mulai dari sendok, garpu hingga piring, semua juga menjadi tanggung jawab.

"Ini ruangan untuk cutlery, alat-alat makan. Lihat saja ada banyak garpu sama pisau, nanti dijadikan satu dan dibungkus plastik," ujar Head Marketing Communication Aerofood ACS, Wulandari yang turut memandu rekan media.

Tampak juga sejumlah pegawai yang bertugas untuk menaruh pisau dan garpu di atas sebuah ban berjalan. Di ujungnya sudah menanti mesin pembungkus otomatis.

4. Pengolahan makanan

Foto: Johanes Randy
Setelah proses receiving dan penyimpanan bahan baku, makanan pun akan diolah oleh sejumlah koki yang memiliki spesialisasinya masing-masing. Misalnya koki pastri yang membuat roti dan kue hingga koki makanan panas yang khusus membakar dan mengolah daging. Ada juga yang bertugas khusus mengupas dan memotong buah.

"Kita perhari udah hampir 35 ribu porsi, dan kita dari tahun 1974 sebagai pelopor (katering pesawat - red) dan masih yang terbesar saat ini," ujar Wulandari.

Hebatnya Aerofood ACS juga tidak hanya membuat makanan untuk Garuda Indonesia, tapi juga sejumlah maskapai asing lainnya yang mendarat di Bandara Soekarno Hatta. Untuk itu mereka juga mempekerjakan empat koki ekspat dari sejumlah negara demi keotentikan rasa.

5. Penataan makanan atau dishing

Foto: Johanes Randy
Setelah makanan siap, proses penataan makanan atau dishing pun sudah menanti. Ada sejumlah staf yang khusus menata makanan per porsi. Misalnya saja menaruh nasi beserta daging dan sayur dalam satu porsi makanan.

Mulai dari lauk daging sampai sayuran dan nasi, semua ditakar dengan begitu presisi dalam satu piring atau wadah. Agar tidak kurang atau lebih, setiap porsi makanan pun ditimbang terlebih dahulu untuk memastikan beratnya sama.

6. Pendinginan

Foto: Johanes Randy
Untuk menajaga kesegaran makanan yang sudah siap, proses pendinginan pun kembali dilakukan. Umumnya pihak Aerofood ACS memasak makanan sekitar 12-18 jam sebelum pesawat take-off. Jadi bisa dijamin kesegarannya.

"Prosesnya itu tergantung dari jam keberangkatan pesawat, biasa makanan kita siapkan 12-18 jam sebelum keberangkatan, jadi masih fresh," jelas Wulan.

Proses pendinginan ini pun tidak hanya dilakukan setelah makanan siap, namun juga setelah makanan ditata di atas nampan atau tray. Tujuannya tentu adalah untuk menjaga kesegaran makanan semaksimal mungkin dari proses pembuatan hingga makanan didistribusikan sampai pesawat.

7. Penataan di nampan atau tray

Foto: Johanes Randy
Usai pengolahan dan dishing makanan, tahapan penting berikutnya adalah penataan makanan beserta alat makan di atas nampan. Secara manual, petugas akan menaruh peralatan makan serta makanan ke setiap tray yang ada.

Setelah itu, setiap nampan akan digiring dengan menggunakan roda berjalan dan dimasukkan ke holding room. Sedangkan untuk makanan seperti daging ditaruh ke oven agar tetap terjaga panasnya.

8. Holding dan pendistribusian ke pesawat

Foto: Johanes Randy
Tahap terakhir adalah pendistribusian makanan yang sudah dikemas rapi ke pesawat. Makanan yang sudah disiapkan akan diambil dari ruang pendingin dan dibawa ke holding room.

Di holding room, petugas akan memasukkan setiap rak berisi makanan ke dalam truk Aerofood ACS yang telah bersiap di belakang gedung. Setelah semua pesanan makanan ditaruh di dalam truk, baru akan diantarkan ke lading deck sebelum dipindahkan ke pesawat.

Sesampainya di pesawat, pramugari atau cabin crew akan menaruh makanan yang sudah siap di ruang penyimpanan kapal. Saat akan disuguhkan, makanan baru akan dipanaskan dan dihidangkan langsung untuk para penumpang.

Mengetahui alur pembuatan makanan yang panjang dari katering sampai pesawat, membuat traveler sadar bahwa ada banyak pihak yang terlibat dalam proses penyediaan makanan pesawat. Nama baik dan kualitas menjadi jaminannya.

Halaman 2 dari 9
Tahapan pertama adalah receiving atau yang disebut juga sebagai penerimaan barang. Setiap hari, bahan bak mentah seperti sayuran dan lainnya masuk ke gudang dan dicek terlebih dahulu oleh petugas.

Selain dilihat kualitasnya, juga ada orang dari quality control yang mencatat distribusi barang lewat catatan. Jadi hanya bahan baku dengan kualitas baik yang bisa masuk untuk diolah jadi makanan pesawat.

Setelah melalui tahap receiving, sejumlah bahan baku akan disetor ke dalam storage atau gudang penyimpanan. Untuk bahan baku seperti bumbu masak akan ditata sedemikian rupa di gudang layaknya di pusat perbelanjaan.

Namun, untuk sayuran, buah dan daging akan ditaruh di ruang pendingin bertemperatur rendah. Tujuannya adalah untuk menjaga kulitas dari bahan baku yang akan diolah menjadi makanan.

Ketika akan digunakan, barulah bumbu masak dikeluarkan dari gudang penyimpanan. Begitu juga dengan sayur dan bahan baku mentah lainnya dari ruang pendingin.

Selain makanan, pihak Aerofood ACS juga bertanggung jawab untuk membersihkan dan memasok peralatan makan untuk maskapai Garuda dan lainnya. Mulai dari sendok, garpu hingga piring, semua juga menjadi tanggung jawab.

"Ini ruangan untuk cutlery, alat-alat makan. Lihat saja ada banyak garpu sama pisau, nanti dijadikan satu dan dibungkus plastik," ujar Head Marketing Communication Aerofood ACS, Wulandari yang turut memandu rekan media.

Tampak juga sejumlah pegawai yang bertugas untuk menaruh pisau dan garpu di atas sebuah ban berjalan. Di ujungnya sudah menanti mesin pembungkus otomatis.

Setelah proses receiving dan penyimpanan bahan baku, makanan pun akan diolah oleh sejumlah koki yang memiliki spesialisasinya masing-masing. Misalnya koki pastri yang membuat roti dan kue hingga koki makanan panas yang khusus membakar dan mengolah daging. Ada juga yang bertugas khusus mengupas dan memotong buah.

"Kita perhari udah hampir 35 ribu porsi, dan kita dari tahun 1974 sebagai pelopor (katering pesawat - red) dan masih yang terbesar saat ini," ujar Wulandari.

Hebatnya Aerofood ACS juga tidak hanya membuat makanan untuk Garuda Indonesia, tapi juga sejumlah maskapai asing lainnya yang mendarat di Bandara Soekarno Hatta. Untuk itu mereka juga mempekerjakan empat koki ekspat dari sejumlah negara demi keotentikan rasa.

Setelah makanan siap, proses penataan makanan atau dishing pun sudah menanti. Ada sejumlah staf yang khusus menata makanan per porsi. Misalnya saja menaruh nasi beserta daging dan sayur dalam satu porsi makanan.

Mulai dari lauk daging sampai sayuran dan nasi, semua ditakar dengan begitu presisi dalam satu piring atau wadah. Agar tidak kurang atau lebih, setiap porsi makanan pun ditimbang terlebih dahulu untuk memastikan beratnya sama.

Untuk menajaga kesegaran makanan yang sudah siap, proses pendinginan pun kembali dilakukan. Umumnya pihak Aerofood ACS memasak makanan sekitar 12-18 jam sebelum pesawat take-off. Jadi bisa dijamin kesegarannya.

"Prosesnya itu tergantung dari jam keberangkatan pesawat, biasa makanan kita siapkan 12-18 jam sebelum keberangkatan, jadi masih fresh," jelas Wulan.

Proses pendinginan ini pun tidak hanya dilakukan setelah makanan siap, namun juga setelah makanan ditata di atas nampan atau tray. Tujuannya tentu adalah untuk menjaga kesegaran makanan semaksimal mungkin dari proses pembuatan hingga makanan didistribusikan sampai pesawat.

Usai pengolahan dan dishing makanan, tahapan penting berikutnya adalah penataan makanan beserta alat makan di atas nampan. Secara manual, petugas akan menaruh peralatan makan serta makanan ke setiap tray yang ada.

Setelah itu, setiap nampan akan digiring dengan menggunakan roda berjalan dan dimasukkan ke holding room. Sedangkan untuk makanan seperti daging ditaruh ke oven agar tetap terjaga panasnya.

Tahap terakhir adalah pendistribusian makanan yang sudah dikemas rapi ke pesawat. Makanan yang sudah disiapkan akan diambil dari ruang pendingin dan dibawa ke holding room.

Di holding room, petugas akan memasukkan setiap rak berisi makanan ke dalam truk Aerofood ACS yang telah bersiap di belakang gedung. Setelah semua pesanan makanan ditaruh di dalam truk, baru akan diantarkan ke lading deck sebelum dipindahkan ke pesawat.

Sesampainya di pesawat, pramugari atau cabin crew akan menaruh makanan yang sudah siap di ruang penyimpanan kapal. Saat akan disuguhkan, makanan baru akan dipanaskan dan dihidangkan langsung untuk para penumpang.

Mengetahui alur pembuatan makanan yang panjang dari katering sampai pesawat, membuat traveler sadar bahwa ada banyak pihak yang terlibat dalam proses penyediaan makanan pesawat. Nama baik dan kualitas menjadi jaminannya.

(rdy/rdy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads