Gunung Sewu atau pegunungan seribu yang membentang dari Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah hingga Kabupaten Pacitan, Jawa Timur telah dinobatkan menjadi Global Geopark oleh Unesco sejak 19 September 2015. Penobatan Gunung Sewu sebagai anggota Global Geoparks Network di 'The 4th Asia-Pacific Geoparks Network San'iin Kaigan Symposium' di Tottori City, Jepang.
Pengelola kawasan karst Gunung Sewu di DIY pun mulai berbenah untuk mengembangkan wilayah itu sebagai destinasi pariwisata. Namun tidak bisa dilakukan sendiri, perlu kerjasama lintas kabupaten dan provinsi. Sebab kawasan karst Gunung Sewu membentang luas dari Gunungkidul, Wonogiri hingga Pacitan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Budi kerjasama semua pihak lintas kabupaten dan provinsi ini dibutuhkan agar bisa berjalan bersama dan tidak ada kesan njomplang atau berat sebelah. Sebab saat ini, jumlah kunjungan wisatawan di wilayah Gunungkidul terus mengalami peningkatan dibandingkan daerah lain di kawasan tersebut.
"Jangan sampai njomplang dibandingkan dengan Wonogiri dan Pacitan. Sebab di kawasan Gunung Sewu itu ada banyak destinasi wisata yang bisa dikembangkan baik dari sisi pendidikan, konservasi alam dan pengembangan wisata berbasis masyarakat," katanya.
Budi memaparkan Gunung Sewu merupakan kawasan karst paling istimewa di wilayah selatan Pulau Jawa. Kawasan karst dari Gununkidul, Wonogiri dan Pacitan itu terdiri dari sekitar 40.000 bukit karst. Panjang kawasan ini mencapai 85 kilometer dengan luasan endapan gampingnya mencapai 1.300 kilometer persegi.
"Ada banyak gua di kawasan Gunung Sewu. Itu juga menjadi laboratorium geologi bagi para ilmuwan," katanya.
Menurutnya di Kabupaten Gunungkidul terdapat sekitar 13 situs. Kabupaten Wonogiri ada sebanyak 7 buah situs dan Pacitan sebanyak 13 situs. Jumlah keseluruhan ada 33 situs. Di dalam gua-gua bawah tanah tersebut masih tersimpan jejak-jejak kehidupan zaman purba.
"Ada unsur-unsur keragaman geologi, biologi di Taman Bumi atau Geoparks ini," kata Budi.
Sementara itu pakar geografi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Dr Baiquni menambahkan untuk mendukung kawasan karst Gunung Sewu tersebut perlu melibatkan semua lapisan masyarakat terutama untuk mendukung wisata berbasis komunitas. Pemerintah juga harus meningkatkan perbaikan sarana dan fasilitas yang ada di kawasan itu.
"Dukungan kerja lintas instansi dan lintas wilayah perlu ditingkatkan dan disinergikan," pungkas Baiquni.
Berikut, cuplikan video mengenai Gunung Sewu:
(bgs/krn)
Komentar Terbanyak
Bus Pun Tak Lagi Memutar Musik di Perjalanan
Ogah Bayar Royalti Musik, PO Bus Larang Kru Putar Lagu di Jalan
Hotel di Mataram Kaget Disurati LMKN, Ditagih Royalti Musik dari TV di Kamar