Saingi Songkran, Riau Gelar Festival Perang Air Seru di Meranti

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Saingi Songkran, Riau Gelar Festival Perang Air Seru di Meranti

Wahyu Setyo Widodo - detikTravel
Jumat, 13 Jan 2017 16:10 WIB
Foto: Festival Perang Air yang seru di Meranti (dok. Kemenpar)
Selatpanjang - Thailand punya Festival Songkran yang seru. Tak ingin kalah, Riau akan menggelar acara serupa, Festival Perang Air di Meranti guna menyambut Imlek.

Atraksi memikat akan digelar di Riau. Atraksi tersebut berupa Festival Perang Air (FPA). Perhelatan itu rencananya akan dilaksanakan di Kota Selatpanjang, Kepulauan Meranti, Riau. Festival Perang Air akan digelar pada Sabtu (28/1/2016).

Plt Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kepulauan Meranti, Ismail Arsyad menjelaskan, rencananya perhelatan tersebut akan dibuka langsung oleh Gubernur Riau, Ir Asryadjuliandi Rachman dan dihadiri perwakilan Kemenpar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Perang Air atau lebih dikenal dengan sebutan Cian Cui itu dalam rangka menyambut Imlek di Kota Selatpanjang. Agenda ini telah masuk sebagai salah satu event yang tercatat didalam Calendar of Event Riau 2017," ujar Ismail dalam keterangan persnya, Jumat (13/1/2017).

Menteri Pariwisata Arief Yahya memang mewajibkan semua provinsi di Indonesia untuk menyampaikan Calender of Events 2017, sejak Rakornas di Hotel Sultan, Jakarta pada akhir tahun 2016.

Menurut Ismail, di perhelatan ini wisatawan dari berbagai daerah dan luar negeri akan datang untuk merayakan event yang sangat seru itu. Wisatawan dapat bermain air dengan menggunakan tembak air sambil berkeliling kota menggunakan bentor alias becak motor.

"Segala persiapan sudah kita laksanakan dan persiapkan dengan baik. Terima kasih juga kepada pihak Kemenpar yang memastikan hadir ke acara ini, karena kami sangat membutuhkan kehadiran tim Kemenpar agar bisa merekam data festival perang air tersebut, mulai dari awal acara hingga akhir acara," ujar Ismail.

Tradisi perang air ini dalam perayaan Imlek di Kota Selatpanjang dari tahun ke tahun terus menjadi sorotan warga etnis Tionghoa dari belahan dunia. Setiap tahun, ribuan warga tionghoa dari berbagai negara mulai dari Malaysia, Singapore, Thailand, Australia bahkan dari China pun berkumpul di Kota Selatpanjang.

Mereka menghabiskan waktu untuk mengikuti tradisi unik yang hanya ada di Kabupaten Kepulauan Meranti, Kabupaten termuda di Provinsi Riau. "Bersiram-siram air dan semprotan busa berkeliling kota dengan menggunakan becak, sangat unik dan bikin happy," imbuh Ismail.

Perang air merupakan tradisi masyarakat Tionghoa yang sudah lama dikembangkan. Selain dipopulerkan di Selatpanjang, juga dilaksanakan oleh negara ASEAN lainnya, yakni Thailand. Tradisi ini berlangsung selama 6 hari, terhitung sejak Imlek hari pertama. Tradisi ini pun mengalahkan tradisi perang air di Thailand yang disebut Songkran.

Acara ini dirayakan dengan pesta dan perang air, dimana penduduk kota akan saling menyiramkan air ke satu sama lain di sepanjang jalan. Kabupaten Kepulauan Meranti, 40 persen penduduknya adalah etnis Tionghoa.

Tak heran kalau mereka memiliki tradisi Imlek yang seru dan menarik. Semua orang tua dan muda, mempersenjatai diri dengan bom air dalam kantung plastik, ember, gayung dan aneka jenis pistol air.

Mereka melawan peserta yang ada di becak motor lain dan juga melawan peserta yang menunggu di pinggir jalan. Ada ratusan becak motor yang terlibat dalam perang air ini. Etnis Tionghoa dan Melayu berbaur dalam suasana yang akrab. Kebanyakan warga Melayu tidak naik becak motor tapi menyerang dari pinggir jalan, atau menjual amunisi kantong berisi air yang sudah dibungkus plastik.

Penyelenggaraan Festival Perang Air di Kota Sagu, Selatpanjang kali ini diprakasai oleh Pemkab Kepulauan Meranti bersama Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Provinsi Riau.

"Kita akan menarik para pelancong baik dari lokal maupun mancanegara melalui event perang air ini. Perang air ini merupakan bagian pariwisata yang sangat baru dan harus dikembangkan," kata Ismail.

Rekaman festival perang air ini akan dimasukkan dalam data agenda Kemenpar. Dia berharap itu dijadikan sebagai salah satu destinasi wisata di Indonesia. Ismail juga berharap, di kemudian hari agenda yang sudah berlangsung puluhan tahun itu dapat dipromosikan ke setiap provinsi yang ada di Indonesia dan dunia internasional untuk menarik minat wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara.

"Roundown acara sudah kami persiapkan. Semoga Kabupaten Meranti Riau makin dikenal, baik nasional maupun dunia. Sehingga dapat menarik minat para wisatawan untuk berkunjung melihat keunikan dan keanekaragaman adat budaya di Kabupaten ini," pungkasnya. (wsw/wsw)

Hide Ads