Kenapa begitu? Karena gedungnya baru, desain arsitekturnya keren dan banyak spot untuk foto-foto. Setidaknya itulah beberapa alasan orang datang berwisata ke PLBN Motaain.
Tim Tapal Batas detikcom dan detikTravel pun mengunjungi langsung tempat ini beberapa kali kesempatan, selama berada di Atambua, pekan lalu. Pertama kali adalah sore hari pada Jumat (31/3).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
PLBN Motoaain dengan arsitektur khas NTT (Fitraya/detikTravel) |
Lahan kantor PLBN ini luasnya sekitar 8,03 hektar, menggabungkan tanah bekas terminal bus, pasar dan kantor lama. Gedung-gedung baru didesain dengan atap bertema rumah adat Mbaru Niang di Desa Wae Rebo, NTT. Cantik betul kelihatannya.
Kali berikutnya kami datang pada Sabtu (1/4). Sengaja kami datang siang hari untuk melihat aktivitas para traveler melintasi perbatasan. Gedung tengah untuk pengecekan imigrasi dibuat layaknya bandara dengan area Departure dan Arrival. Gedung tengah ini urusannya Imigrasi.
Traveler yang jalan kaki menyeberang perbatasan, mengurus imigrasi di sini. Mereka yang datang dengan mobil, mengurusnya di semacam loket seperti gerbang tol. Untuk truk-truk logistik, mereka menuju gedung lain yang sama arsitekturnya, namun dengan lajur yang besar untuk truk. Nah, inilah bagian Bea Cukai.
Terakhir, mereka akan dicek oleh TNI dari Pos Satgas Pengamanan Perbatasan PLBN Motaain, menjelang Jembatan Motaain. Setelah jembatan, mereka pun meninggalkan wilayah Indonesia menuju Timor Leste
Suasana ruang imigrasi seperti di bandara (Fitraya/detikTravel) |
Di dekat jembatan, ada toko penjual makanan dan minuman. Ada juga toko suvenir, tapi sedang tidak buka. Masih di dekat pos pemeriksaan TNI, sebenarnya ada bundaran dengan tulisan Motaain yang sempat jadi spot selfie. Namun bundaran ini sedang dibangun air mancur, sehingga plang tulisan itu dicopot dulu.
Saya memperhatikan, ada beberapa wisatawan yang datang bukan untuk menyeberang ke Timor Leste, namun hanya untuk foto-foto saja. Ada patung Garuda Pancasila dan patok tugu perbatasan yang jadi favorit untuk foto-foto. Patok ini tulisannya, "The First Border Marker Between Indonesia and Timor Leste."
"Ini luar biasa sekali. 5 Tahun lalu kita ke sini perbatasannya kantor kecil itu kan lewat pasar-pasar. Megah luar biasa banget, hebat nih Jokowi," kata Endang, wisatawan dari Surabaya yang datang dengan suaminya Agus, usai berfoto bersama di dekat patung Garuda.
Sementara di dekat Jembatan Motaain ada Debby dari Kupang yang diajak saudaranya Jessy yang memang tinggal di Atambua. "Ini sekeluarga ke sini, mau lihat perbatasan yang sudah bagus. Jadi kita foto-foto," kata Debby.
Turis berfoto di tugu perbatasan (Fitraya/detikTravel) |
Ada lagi Siti Utari yang asli Surabaya namun tinggal di Kupang. Dia pun terkesan dengan PLBN Motaain.
"Bagus banget, saya baru kali ini lihat Motaain. Besar, indah dipandang, bisa foto-foto juga," kata Siti Utari.
Tidak hanya wisatawan Nusantara, wisatawan mancanegara pun tertarik datang melihat-lihat PLBN Motaain. detikTravel pada Minggu (2/4/2017) berjumpa dengan Brian Kuo dan Vincent Chang dari China. Mereka dan satu temannya lagi sedang menjelajah Indonesia dari Makassar, Lombok, Labuan Bajo, Kupang dan ke Atambua.
"Ini lebih bagus dari pada bagian NTT yang lain," kata Vincent.
"Tapi kota favorit saya masih Jakarta sih," timpal Brian sambil tertawa.
Sunset di PLBN Motaain, tower Telkomsel membantu komunikasi di sini (Fitraya/detikTravel) |
Kalau air mancur sudah selesai, tentu wisatawan akan lebih asyik lagi berkunjung ke PLBN Motaain. Foto-foto di jembatan perbatasan juga bakal keren banget. Seperti Siti Utari dan keluarganya berjalan sampai monumen perbatasan di area Timor Leste.
Kantor perbatasan Timor Leste juga punya toko duty free, namun transaksinya harus pakai dollar AS. Sedangkan di sisi Indonesia, ada pasar perbatasan yang masih dalam tahap pembangunan. Tapi kalau sudah jadi, pasti lebih asyik lagi.
Kalau kamu bertualang ke Atambua, pastikan mampir ke PLBN Motaain ya. Suasana orang melintas batas, bangunan keren dan spot-spot foto asyik pasti jadi pengalaman traveling yang menarik. Jangan lupa sunblock, kalau siang panas banget!
Mau tahu seperti apa PLBN Motaain, tonton dulu videonya berikut ini ya:
(fay/aff)












































PLBN Motoaain dengan arsitektur khas NTT (Fitraya/detikTravel)
Suasana ruang imigrasi seperti di bandara (Fitraya/detikTravel)
Turis berfoto di tugu perbatasan (Fitraya/detikTravel)
Sunset di PLBN Motaain, tower Telkomsel membantu komunikasi di sini (Fitraya/detikTravel)
Komentar Terbanyak
Pembegalan Warga Suku Baduy di Jakpus Berbuntut Panjang
Kisah Sosialita AS Liburan di Bali Berakhir Tragis di Tangan Putrinya
Warga Baduy Dalam Ditolak RS karena KTP, Potret Buruk Layanan Kesehatan Masyarakat Adat