Asyik, Wisata ke Ciwidey Nanti Bisa Naik Kereta

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Asyik, Wisata ke Ciwidey Nanti Bisa Naik Kereta

Muhammad Idris - detikTravel
Kamis, 18 Mei 2017 14:10 WIB
Asyik, Wisata ke Ciwidey Nanti Bisa Naik Kereta
Kawah Putih (Heri Suryawan/d'Traveler)
Jakarta - Kementerian Perhubungan mewacanakan untuk menghidupkan kembali jalur kereta api peninggalan Belanda di lintasan Bandung-Soreang-Ciwidey. Rel sepanjang 38 kilometer ini sudah ada sejak tahun 1923 namun sudah lama 'mati' tak terpakai.

Hal ini untuk mengurangi kemacetan jalan raya di kawasan Selatan Bandung Raya. Artinya, warga Bandung yang menuju Ciwidey nantinya bisa dilayani kereta api.

VP Corporate Communication PT Kereta Api Indonesia (KAI), Agus Komarudin, menjelaskan alasan lain aktivasi jalur sepanjang 38 km itu dilakukan untuk meningkatkan sektor pariwisata di wilayah Ciwidey dan sekitarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk memudahkan akses wisata, seperti ke Kawah Putih dan daerah lain kan padat kendaraannya. Dari Ciwidey memang masih naik ke atas lagi ke Kawah Putih, tapi masih satu kawasan," kata Agus, Kamis (18/5/2017).

Sosialisasi kepada warga, lanjutnya, juga terus dilakukan. Seperti diketahui, di sepanjang jalur kereta api yang sudah ada sejak tahun 1923 ini sudah banyak yang beralih menjadi pemukiman dan tempat usaha penduduk.

"Kalau ke daerah Soreang itu kan sudah mulai penuh dengan pemukiman penduduk, dan di kawasan itu penduduknya terus berkembang, semakin banyak perumahan. Kita koordinasi dengan Pemda untuk sosialisasi ke warga," ungkap Agus.

Seperti diketahui, jalur Bandung-Ciwidey dulunya dioperasikan oleh perusahaan kereta api Hindia Belanda Staatsspoorwegen di tahun 1924. Namun kemudian di tahun 1972 jalur tersebut ditutup hingga saat ini yang menyebabkan kondisinya cukup memprihatinkan.

KAI Mulai Sosialisasi Jalur Kereta Bandung-Ciwidey

Ilustrasi pengaktifan kembali jalur kereta api (Grandyos Zafna/detikTravel)
PT Kereta Api Indonesia sudah melakukan sosialisasi pada warga yang menempati tanah di atas jalur rel terkait rencana reaktivasi rel Bandung-Ciwidey.

"Kita sudah sosialisasi ke masyarakat soal reaktivasi jalur kereta ke Ciwidey. Juga sudah koordinasi dengan Bappeda bagaimana untuk penertibannya," jelas Agus.

Diungkapkannya, jalur rel kereta api Bandung-Ciwidey ini sudah lama tak aktif, sehingga saat ini kondisi relnya sudah banyak ditempati pemukiman warga, baik rumah maupun tempat usaha. Pihaknya hanya membantu sosialisasi, sementara eksekusi di lapangan dilakukan oleh Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan.

"Karena jalurnya sudah sangat padat dengan rumah penduduk, jadi memang agak berat. Kita napak sudah napak tilas, jalurnya sudah jadi rumah padat penduduk, jadi gang sempit," ujar Agus.

Jalur kereta api ini merupakan lintasan kereta api yang cukup sibuk di zaman Hindia Belanda untuk pengangkutan hasil perkebunan.

Dampak Jalur Kereta Bandung-Ciwidey Dihidupkan

Ilustrasi jalur kereta api lama (Grandyos Zafna/detikTravel)
Jalur Kereta Bandung-Ciwidey dirasa penting dihidupkan kembali lantaran pertumbuhan ekonomi dan kepadatan penduduk yang semakin besar tiap tahunnya di Bandung Raya. Sehingga, aktivasi kereta api dirasa perlu untuk mengurangi kepadatan lalu lintas menuju ke Kota Bandung dan sebaliknya.

"Perumahan juga semakin lama semakin banyak, sementara daya tampung jalan untuk kendaraan semakin kecil. Kalau sudah diaktifkan, kita bisa jalankan kereta perintis seperti di jalur Wonogiri-Purwosari dengan KA Bathara Kresna," ungkap Agus.

Jalur ini masuk dalam rencana reaktivasi rel-rel kereta api yang dilakukan di periode tahun 2017 sampai 2019 di Jawa Barat. Selain itu, jalur lainnya yang diaktivasi yakni Rancaekek-Tanjungsari yang berada di wilayah Timur Bandung.
Halaman 2 dari 3
PT Kereta Api Indonesia sudah melakukan sosialisasi pada warga yang menempati tanah di atas jalur rel terkait rencana reaktivasi rel Bandung-Ciwidey.

"Kita sudah sosialisasi ke masyarakat soal reaktivasi jalur kereta ke Ciwidey. Juga sudah koordinasi dengan Bappeda bagaimana untuk penertibannya," jelas Agus.

Diungkapkannya, jalur rel kereta api Bandung-Ciwidey ini sudah lama tak aktif, sehingga saat ini kondisi relnya sudah banyak ditempati pemukiman warga, baik rumah maupun tempat usaha. Pihaknya hanya membantu sosialisasi, sementara eksekusi di lapangan dilakukan oleh Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan.

"Karena jalurnya sudah sangat padat dengan rumah penduduk, jadi memang agak berat. Kita napak sudah napak tilas, jalurnya sudah jadi rumah padat penduduk, jadi gang sempit," ujar Agus.

Jalur kereta api ini merupakan lintasan kereta api yang cukup sibuk di zaman Hindia Belanda untuk pengangkutan hasil perkebunan.

Jalur Kereta Bandung-Ciwidey dirasa penting dihidupkan kembali lantaran pertumbuhan ekonomi dan kepadatan penduduk yang semakin besar tiap tahunnya di Bandung Raya. Sehingga, aktivasi kereta api dirasa perlu untuk mengurangi kepadatan lalu lintas menuju ke Kota Bandung dan sebaliknya.

"Perumahan juga semakin lama semakin banyak, sementara daya tampung jalan untuk kendaraan semakin kecil. Kalau sudah diaktifkan, kita bisa jalankan kereta perintis seperti di jalur Wonogiri-Purwosari dengan KA Bathara Kresna," ungkap Agus.

Jalur ini masuk dalam rencana reaktivasi rel-rel kereta api yang dilakukan di periode tahun 2017 sampai 2019 di Jawa Barat. Selain itu, jalur lainnya yang diaktivasi yakni Rancaekek-Tanjungsari yang berada di wilayah Timur Bandung.

(idr/msl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads