Mari Kita Jaga Badak Jawa

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Mari Kita Jaga Badak Jawa

Bahtiar Rifa'i - detikTravel
Jumat, 22 Sep 2017 18:50 WIB
Foto: Balai Taman Nasional Ujung Kulon mengajak semua pihak peduli keberadaan badak Jawa (Bahtiar/detikTravel)
Pandeglang - Bertepatan dengan Hari Badak Sedunia, Balai Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) mengajak semua pihak peduli keberadaan badak Jawa. Yuk!

"Ujung Kulon ditetapkan menjadi taman nasional dan warisan dunia Unesco. Kita patut bangga, memiliki satwa purba hanya ada di kita, mari bersama-sama melestarikan," kata Kepala Balai TNUK Mamat Rahmat di Cilintang, Sumur Pandeglang, Jumat (22/9/2017).

Mamat mengatakan, satwa badak Jawa saat ini bisa dikategorikan terancam. Namun bersama-sama dengan semua pihak menurutnya satwa ini masih bisa lestari di Ujung Kulon.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia juga menjelaskan bahwa badak Jawa merupakan spesies paling langka di antara lima spesies badak yang ada di dunia. Badak ini dikategorikan sebagai critival endangered daftar Red Lis Data Book dikeluarkan oleh IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources).

Mari Kita Jaga Badak JawaFoto: (Bahtiar Rivai/detikTravel)
Selain itu, badak Jawa terdaftar di Apendiks I Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) sebagai jenis yang jumlahnya sangat sedikit di alam dan dikhawatirkan akan punah. Pemerintah Indonesia memasukkan satwa ini sebagai yang dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Tumbuhan dan Satwa Liar.

Kehidupan hewan langka ini menurutnya sangat sulit dijumpai karena sifatnya yang sangat soliter. Dari tahun 1967 sampai 2008, pihak Balai TNUK memonitoring populasi dengan sangat sederhana. Pemantauan dilakukan dengan mengamati jejak kaki, kotoran, urine, bekas tumbuhan yang dimakan dan bekas gesekan pada pohon.

"Pemantauan juga dilakukan hanya oleh 15 tim yang bergerak di 15 jalur dengan menyusuri Semenanjung Ujung Kulon dan arah selatan ke utara pulau Jawa," ujarnya.

Dan baru pada 2011-2012, Mamat menjelaskan bahwa Balai TNUK mulai melakukan teknologi video kamera yang memiliki sensor gerak. 40 kamera dipasang dan dan mengidentifikasi 51 badak jawa. Masing-masing 29 badak jantan dan 22 badak betina. Penambahan kamera dilakukan pada 2012 dengan 120 kamera video trap. Hasilnya, teridentifikasi 58 badak. Penemuan juga semakin bertambah di tahun-tahun setelahnya.

Mari Kita Jaga Badak JawaFoto: (Bahtiar Rivai/detikTravel)
Tercatat, pada 2014, Balai TNUK menurut Mamat mengidentifikasi ada 57 badak dengan kelas umur 4 anak badan dan 53 badak remaja dan dewasa. Setelahnya, di tahun 2015 ditemukan 63 badak dengan kelas umur 9 anak badak dan 54 badak remaja dan dewasa.

"Di tahun 2016, pemantauan satwa yang sangat langka ini juga terus dilakukan. Dari Januari sampai Desember 2016, diperoleh 40.216 klip video dan ditemukan 4 anak badak baru yang lahir di tahun tersebut," ujarnya.

Hari Badak Sedunia yang diadakan oleh Balai TNUK di Ujung Kulon sendiri dihadiri oleh Dirjen Konservasi, Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. selain itu, kegiatan penyamaran untuk konservasi badak juga mengundang mahasiswa pencinta alam untuk menjelajahi rumah badak di Ujung Kulon. Hadir juga perwakilan WWF Indonesia memberikan hibah kamera video trap untuk pemantauan badak. (bri/aff)

Hide Ads