Mengintip Tradisi Pembacaan Babad Cirebon

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Mengintip Tradisi Pembacaan Babad Cirebon

Soedirman Wamad - detikTravel
Sabtu, 23 Sep 2017 08:55 WIB
Tradisi pembacaan Babad Cirebon di Keraton Kanoman (Soedirman/detikTravel)
Cirebon - Cirebon tidak hanya punya empal gentong, tapi juga sejarah panjang. Kisah perjalanan itu pun dimaknai lewat tradisi pembacaan Babad Cirebon.

Kepulan asap dan harum kemenyan memenuhi Bangsal Prabayaksa Keraton Kanoman, Jumat (22/9/2017) malam. Ratusan abdi dalam dan warga keraton pun berbondong-bondong menuju Bangsal Prabayaksa Keraton Kanoman untuk menyaksikan pembacaan Babad Cirebon.

Pembacaan Babad Cirebon, tradisi tahunan yang dilakukan Keraton Kanoman setiap 1 Muharram yang bersamaan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Cirebon.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Babad Cirebon dibacakan langsung Pangeran Kumisi Keraton Kanoman, Pangeran Rohim dengan didampingi sejumlah abdi dalam dan sesepuh Keraton Kanoman.

Mengintip Tradisi Pembacaan Babad CirebonTradisi ini dilakukan setiap Tahun Baru Islam (Soedirman/detikTravel)

Pembacaan Babad Cirebon itu dilakukan dengan bahasa Bebasan, yang merupakan bahasa Kromo Cirebon. Dikatakan Sutan Kanoman, Sultan Anom XII Pangeran Raja Muhammad Emirudin melalui Pangeran Patih Keraton Kanoman, Raja Mohamad Qodiran Babad Cirebon menceritakan awal mula berdirinya tanah Cirebon di Jawa, tapi secara ringkas.

Dalam Babad Cirebon itu disinggung pula tentang perjalanan Pangeran Cakrabuana alias Pangeran Walangsungsang dari Kerajaan Padjajaran hingga tiba di tanah Cirebon.

"Pemabacaan Babad Cirebon ini merupakan tradisi tahunan setiap tahun baru Islam, yang di dalamnya menceritakan sejarah awal berdirinya Cirebon," kata Raja Qodiran dalam sambutannya di acara pembacaan Babad Cirebon.

Maknanya untuk mengingat sejarah CirebonMaknanya untuk mengingat sejarah Cirebon (Soedirman/detikTravel)

Pergantian tahun baru Islam bertepatan dengan HUT Kota Cirebon. Tahun ini Kota Cirebon menginjak usia yang ke-648. Raja Qodiran pun Kota Cirebon bisa lebih baik diusianya yang ke-648.

"Selamat tahun baru Islam dan selamat hari jadi Kota Cirebon yang ke-648. Semoga lebih baik lagi dari tahun kemarin," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Olahraga Kepemudaan dan Pariwisata (DKOKP) Kota Cirebon Dana Kartiman mengatakan kegiatan pembacaan Babad Cirebon ini merupakan kegiatan tahunan.

Menurut Dana Kartiman Babad Cirebon tak hanya dimaknai sebagai cerita tahunan, melainkan harus dijadikan sebagai dasar agar masyarakat Cirebon tidak lupa dengan sejarahnya bahwa Cirebon berawal dari Gedung Witana Keraton Kanoman.

"Melestarikan itu gampang kalau diucapkan. Tapi implementasinya untuk kita sebagai pendudukan Cirebon perlu adanya komitmen bersama. Kami atas nama wali kota mengajak masyarakat untuk melestarikan budaya, jadi tidak hanya dari keraton saja," ucapnya.

Terdapat juga arak-arakan Terdapat juga arak-arakan (Soedirman/detikTravel)

Saat ini, dikatakan Dana, Cirebon sudah berkembang dan menjadi tujuan wisata. Untuk itu, pelestarian budaya dan potensi yang ada di Cirebon harus terus dikembangkan. Ia berharap di Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Cirebon yang ke-648 menjadi lebih berkembang lagi.

Usai pembacaan Babad Cirebon, Keraton Kanoman melaksanakan Kirab Agung. Dalam Kirab Agung itu, Kereta Paksi Nagaliman yang ditunggangi Raja Qodiran diarak menuju Astana Gunung Jati yang berada di Desa Astana, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.


(rdy/rdy)

Hide Ads