Ini Tradisi Berusia Ratusan Tahun dari Cirebon

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Ini Tradisi Berusia Ratusan Tahun dari Cirebon

Sudirman Wamad - detikTravel
Sabtu, 23 Sep 2017 14:10 WIB
Tradisi Nadran yang sudah berusia ratusan tahun di Cirebon (Sudirman/detikTravel)
Cirebon - Setiap tahun nelayan Kota Cirebon mengucap syukur atas hasil laut yang melimpah dengan mengadakan tradisi Nadran. Upacara ini sudah berusia ratusan tahun.

Sabtu (23/9/2017) ini, nelayan Kota Cirebon mengucap syukur atas apa yang sudah didapatkan dari laut Nusantara. Rasa syukur nelayan itu diungkapkan melalui tradisi Nadran.

Tradisi yang sudah dilaksanakan selama ratusan itu kini masih terjaga. Sesajen, yang isinya dua kepala kambing, buah-buahan, makanan, dan hasil tangkapan melaut ditaruh di perahu mini yang ukurannya 4x1 meter.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perahu mini yang berisi sesajen itu diarak keliling Kota Cirebon. Ketua Rukun Nelayan Samadikun Kota Cirebon, Sopyan mengatakan setelah diarak keliling Kota Cirebon, perahu mini itu dibuang di tengah laut.
Ini Tradisi Berusia Ratusan Tahun dari CirebonFoto: Sudirman Wamad/detikTravel


"Ya nanti perahu kecil itu akan dibuang ke tengah laut, jaraknya sekitar 2 kilometer dari bibir pantai. Ini bagian hidup kami, tradisi kami yang harus dijaga. Jadi, ini sudah jadi tradisi tahunan," katanya saat ditemui detikcom usai acara Kirab Agung Festival Pesisiran di Balai Kota Cirebon, Sabtu (23/9/2017).

Sopyan menjelaskan Nadran merupakan ucapan rasa syukur kepada Maha Pencipta. Nelayan berharap ke depannya bisa lebih makmur dan sejahtera. Kendati kondisi nelayan di Kota Cirebon masih belum stabil.

Menurut dia, masih ada beberapa persoalan yang dianggap nelayan mempersulit aktivitas melaut, seperti Permen Kelautan dan Perikanan Nomor 2/2015 dan Nomor 72/2016. Arad, alat tangkap yang digunakan nelayan Cirebon termasuk ke dalam alat tangkap yang dilarang untuk digunakan jika mengacu pada dua permen itu.
Ini Tradisi Berusia Ratusan Tahun dari CirebonFoto: Sudirman Wamad/detikTravel


"Padahal alat tangkap Arad yang kami gunakan ini sudah cukup memenuhi kebutuhan kami. Kalau melau sih saat ini lancar-lancar saja, cuma persoalannya pada alat tangkap itu. Kalau kita diwajibkan ganti, ya kurang tahu juga nasibnya nanti bagaimana," tuturnya.

Kendati demikian, ia tetap bersyukur karena masih bisa melaut. Ia juga tak menampik sering dilanda kerugian saat hasil tangkapan ikan tak sepadan dengan ongkos melaut. "Ya penghasilan tak menentu, kadang juga rugi. Tapi, rasa syukur itu harus terus ada," ujar Sopyan.

Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat Iwa Karniwa yang hadir dalam acara Festival Pesisiran Kota Cirebon menilai acara yang dihelat Pemkot Cirebon bersama para nelayan itu sangat luar biasa.

Ini Tradisi Berusia Ratusan Tahun dari CirebonFoto: Sudirman Wamad/detikTravel


Bahkan, hal tersebut menjadi bukti bahwa Kota Cirebon masih menjaga tradisi dan akar budayanya. "Ini dalam rangkat menyambut HUT Kota Cirebon ke-648. Di dalamnya ada acara Nadran, aktivitas para nelayan yang mengucapkan syukurnya kepada Allah. Alhamdulilah, tangkapan nelayan juga sudah mulai membaik di tahun ini," ucap Iwa.

Ia berharap, ke depannya nelayan harus bisa lebih baik lagi. Iwa mengatakan tradisi Nadran di Kota Cirebon digelar di empat wilayah, yakni di Kampung Samadikun, Kampung Pesisir, Kampung Cangkol, dan Kampung Selatan Kejawanan. (wsw/wsw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads