Ini Kata Menpar Soal Pembangunan di Puncak Ijen

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Ini Kata Menpar Soal Pembangunan di Puncak Ijen

Ardian Fanani - detikTravel
Sabtu, 11 Nov 2017 22:17 WIB
Menpar Arief Yahya (dua dari kanan) di Banyuwangi (Putri Akmal/detikTravel)
Banyuwangi - Menteri Pariwisata Arief Yahya angkat bicara soal pembangunan di Puncak Ijen, Banyuwangi. Dia menyoroti pembangunan pendopo dan toilet apalagi tanpa sosialisasi.

"Pembangunan tidak harus ada di Puncak Ijen. Bisa di lokasi lain yang lebih aman. Harusnya dikomunikasikan dan didiskusikan dengan baik. Agar tidak ada gejolak saat pembangunan. Padahal apa yang dibangun oleh BBKSDA itu juga diperlukan kita," ujar Arief Yahya kepada sejumlah wartawan, usai menyaksikan pagelaran Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) di Banyuwangi, Sabtu (11/11/2017).

Menurut Arief, kebutuhan pembangunan infrastruktur publik di Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Ijen memang diperlukan untuk keselamatan dan kebutuhan wisatawan. Seperti pendopo, tempat salat dan pegangan saat akan turun melihat Blue Fire. Karena kondisi jalan menuju lokasi itu sangat berbahaya dan sulit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tujuannya bagus. Kita memang butuh itu. Tapi karena tak ada sosialisasi jadinya ramai. Harusnya pembangunan mengajak stakeholder terkait seperti Pemkab dan masyarakat. Dengarkan mereka," tambahnya.

Menpar Arief Yahya juga sudah berkoordinasi dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya Bakar, terkait pembangunan tersebut. Pihak Kementerian LHK melaporkan jika pembangunan tersebut tidak ada jalur pendakian ke Puncak Ijen.

"Bukan protes ya, tapi keluhan ini sudah saya sampaikan ke Ibu menteri LHK. Mereka siap untuk melakukan sharing terkait pembangunan itu," ujarnya.

BBKSDA Jatim sedang melakukan pembangunan infrastruktur publik di puncak Ijen dan areal parkir Paltuding. Untuk di Paltuding, BBKSDA juga melakukan beberapa gedung. Ini sebagai penunjang fasilitas wisatawan, antara lain Tourist Information Center (TIC), pembangunan musala dan masih banyak lagi.

Pembangunan sarana prasarana tersebut menuai polemik setelah adanya protes dari wisatawan, gueide dan pecinta lingkungan. Tak hanya itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas juga mengajukan protes pembangunan di puncak Ijen itu.

Total anggaran yang dikucurkan pada pembangunan tahap awal ini senilai Rp 5 miliar. Sementara tahap kedua akan dilakukan pada tahun 2018. Sementara total anggaran rampung pengerjaan proyek BBKSDA Jatim mencapai Rp 13 miliar. (fay/fay)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads