Diintip detikTravel dari CNN, Rabu (7/2/2018) seorang jurnalis CNN sedang melakukan perjalanan dengan pesawat. Saat membuka saku kursi, ia menemukan sebuah dokumen rahasia pemerintah AS.
Dokumen tersebut diberi tanda 'for official use only' dan 'important for homeland security'. Ternyata dokumen tersebut milik Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari boarding pass diketahui dokumen tersebut terbang bersama seseorang pada bulan Desember 2017. Dalam dokumen tersebut dilaporkan kritik tanggapan terencana terhadap serangan antraks di Stadion Bank AS di Minneapolis oleh para teroris.
![]() |
CNN mengatakan mereka membuat keputusan untuk tidak melaporkan penemuan surat-surat tersebut sampai acara tersebut berakhir. Hal ini membuat pejabat Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) menyatakan keprihatinannya.
DHS juga mengatakan penerbitan berita tersebut dapat membahayakan keamanan di acara tersebut, yang dihadiri oleh 73.000 orang. Benar-benar top secret!
Seorang pejabat DHS mengatakan kepada CNN bahwa isu-isu dalam laporan tersebut sebenarnya telah ditangani dan agensi tersebut memiliki kepercayaan yang besar dalam kemampuannya untuk menanggapi serangan.
Juliette Kayyem, mantan pejabat DHS yang sekarang menjadi kontributor CNN, mengatakan laporan tersebut merupakan tipikal ulasan yang dilakukan sebelum sebuah acara besar. Sehingga kelemahan Departemen Keamanan Dalam Negeri pun akan terlihat dalam dokumen.
"Konsekuensi terbesar dari kesalahan ini mungkin tidak ada hubungannya dengan teroris yang mengetahui kerentanan kita dan lebih berkaitan dengan kepercayaan pada Departemen Keamanan Dalam Negeri," kata Kayyem.
CNN mengatakan mereka tidak dapat memverifikasi siapa yang meninggalkan dokumen tersebut di pesawat. Yang pasti dokumen tersebut terbang dengan jadwal perjalanan dan tiket masuk Michael V Walter, manajer program BioWatch yang adalah program DHS. Ceroboh betul... (bnl/fay)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan