Menpar Akui Berkali-kali Ditegur Jokowi, Kenapa Nih?

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Menpar Akui Berkali-kali Ditegur Jokowi, Kenapa Nih?

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Senin, 19 Mar 2018 13:45 WIB
Foto: Menpar Arief Yahya (Ahmad Masaul Khoiri/detikTravel)
Jakarta - Namanya juga jadi menteri, pasti tidak lepas dari teguran presiden. Pun demikian Menteri Pariwisata Arief Yahya, ia pun dikritik Jokowi untuk sejumlah urusan.

Kementerian Pariwisata menyelenggarakan kegiatan workshop sehari dengan menghadirkan para praktisi event. Hal ini bertujuan agar ratusan event pariwisata di Indonesia bisa berstandar global dan bisa dijual.

Menurut Menpar Arief Yahya, dia ingin pemda maupun komunitas bisa menggelar event wisata berkualitas. Presiden Jokowi menurut Menpar sampai menegurnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Presiden juga berkali-kali menegur saya. Ada banyak acara festival di berbagai daerah tapi belum berstandar global. Presiden minta harus berstandar dunia. Jadi penyelenggaraan event berstandar dunia ini permintaan Bapak Presiden," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya di Balairung Soesilo Soedarman, Kemenpar, Jakarta, Senin (19/3/2018).

"Dengan adanya teguran dan permintaan itu, saya menugaskan Staf Ahli Multikultural selaku Ketua Tim Pelaksana Calender of Event (COE) 2018, Esthy Reko Astuti untuk menyelenggarakan workshop atau coaching clinic tentang bagaimana memproduksi, mengemas serta mempromosikan event yang berstandar nasional yang pada hari ini dilaksanakan," imbuh dia.

Kegiatan workshop penyelenggaraan event ini bertujuan meningkatkan kualitas suatu event. Kata Menpar Arief, hal itu sebagaimana amanat Presiden Jokowi ketika menyaksikan Jember Fashion Carnaval di Kota Jember, Jawa Timur pada tahun 2017 lalu.

Presiden Jokowi meminta agar kota-kota di Indonesia bisa memiliki festival atau karnaval yang khas dan unik menjadi agenda kesenian yang diselenggarakan secara rutin. Keragaman budaya itulah yang menjadi kekuatan sekaligus keunggulan Indonesia dibandingkan dengan bangsa-bangsa yang lainnya.

"Ada tiga aspek agar kemasan event memenuhi standar nasional. Pertama tampilan koreografinya harus menarik dan tidak membosankan. Kedua, iringan musiknya berkualitas karena melibatkan komposer/arranger profesional, dan yang tidak kalah pentingnya adalah unsur ketiga, penggunaan busana/kostum yang membuat penyaji pertunjukan tidak sulit bergerak dan enak dipandang mata," jelas Menpar Arief.

Setelah ketiga aspek tersebut terpenuhi oleh kurator yang ditunjuk Kemenpar, maka event itu dapat dikatakan berstandar global. Acara itulah yang ada di 100 COE Wonderful Indonesia 2018.

Para peserta workshop akan diberi pembelajaran oleh pakar pemasaran sebagai Deputy CEO MarkPlus Jacky Murrsy, Nalendra Pradono dari MarkPlus, pakar dan praktisi musik anggota grup musik Krakatau Dwiki Dharmawan, perancang busana dan penggagas sekaligus Presiden Jember Fashion Carnival Dynand Fariz dan beberapa pakar lainnya. (sna/fay)

Hide Ads