"Harus ada desain planning awal, apa yang ditawarkan, apa alasan datang. Dampak finansial, kaitannya ke PAD, UKM, lalu penontonnya happy nggak?" kata Deputi CEO Markplus, Jacky Mussry dalam Workshop Penyelenggaraan Event Calender of Event 2018 di Balairung Soesilo Soedarman, Kemenpar, Senin (19/3/2018).
"Turis yang datang harus jadi penggerak temannya agar datang. Jadi orang melihat event itu dalam sebuah paket. Informasi detil eventnya harus lengkap," imbuh dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nggak heran yang datang hanya orang lokal. Karena perhatian yang kurang terhadap hal-hal rinci, kayak kebersihan dan susunan acara jangan molor. Pembukaan satu pejabat saja, lalu openingnya yang keren. Ini alat strategis memperkenalkan event daerah," urai dia.
Selanjutnya adalah adanya kurator berjumlah dua orang. Pertama produser dan kedua director, keduanya harus imbang.
"Pemda itu seharusnya jadi steering committee, caranya acara itu bisa dilelang. Bagi hasil saja," jelas dia.
"Jadi kayak perusahaan, Java Jazz itu. Jangan dibentuk panitia kalau tiap tahun ada. Jangan niru event daerah lain, tapi referensi boleh, yang penting acaranya unik, khas, dan menarik," tambah Jacky menjelaskan.
Di akhir penjelasannya, pemerintah saat ini dikatakannya sudah banyak urusan selain mengurus sebuah event wisata. Biarlah para ahlinya yang bekerja untuk memperkenalkan daerah itu dari sebuah event wisata.
"Organizing jangan pemerintah. Yang lain. Mereka sudah banyak urusan. Karena akan malu-maluin kalau event wisatanya nggak bagus. Karena kurator ada dua, director di bagian art dan produser di bagian marketnya," pungkas dia.
Terpisah, Menpar Arief Yahya menyimpulkan adanya dua kekurangan dalam membuat event wisata. Pertama, selama ini, Indonesia tidak memiliki calender of event.
"Kedua, kesalahan fatalnya tidak mengalokasikan anggaran untuk promosi. Anggaran dari 100 persen digunakan untuk event itu sendiri," imbuh Arief.. (sna/fay)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!