Ini terungkap dari riset wisata oleh Amadeus 'Journey of Me Insights' yang meneliti sifat dan perilaku turis di Asia Pasifik. Riset ini memakai responden 6.870 orang di 14 negara Asia Pasifik yang pergi terbang naik pesawat dalam 12 bulan terakhir.
Ini termasuk 500 responden dari indonesia. Sehingga, dapat dibaca pula informasi mengenai tingkah laku turis Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kejutannya adalah respons yang kontras antara turis Indonesia dan rata-rata turis dari 14 negara Asia Pasifik lainnya. 47% Turis Asia Pasifik menilai penting adanya staf hotel yang bisa bahasa mereka, buat turis Indonesia tidak penting cuma 4%.
Buat 46% turis Asia Pasifik menilai penting pemandu wisata yang bisa bahasa mereka, buat turis Indonesia tidak penting, cuma 6%. Koran atau TV berbahasa yang dipahami turis Asia Pasifik dinilai penting oleh 40% responden, bagi turis Indonesia tidak penting cuma 12%.
Makanan dan minuman sesuai selera wisatawan dinilai penting oleh 36% turis Asia Pasifik. Sementara hal itu cuma dinilai penting oleh 12% turis Indonesia. Tempat ibadah dinilai penting oleh 32% wisatawan Asia Pasifik, sementara hanya dinilai penting oleh 5% turis Indonesia.
Dari semua hal tersebut, yang paling penting buat kenyamanan turis Indonesia adalah menemukan makanan dan minuman dari Indonesia. Tapi itu pun juga 12 persen saja, artinya tidak terlalu mempengaruhi kenyamanan mereka.
Artinya, ketika turis Asia Pasifik banyak menuntut hal tertentu untuk kenyamanan mereka, tidak demikian dengan turis Indonesia. Liburan, ya liburan saja. (fay/msl)
Komentar Terbanyak
PHRI Bali: Kafe-Resto Putar Suara Burung Tetap Harus Bayar Royalti
Traveler Muslim Tak Sengaja Makan Babi di Penerbangan, Salah Awak Kabin
Pesona Patung Rp 53 Miliar di Baubau, Sulawesi Tenggara Ini Faktanya!