Terjadi letusan freatik di Kawah Sileri, Minggu (8/4/2018) kemarin. Dibukanya kembali jalur pendakian gunung Prau sejak 4 April 2018 telah mencatat kunjungan pendaki mencapai 2500 orang hingga saat ini.
Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Gunung Prau dan penjaga basecamp pendakian jalur Patak Banteng, Wonosobo, Muhammad Atoilah mengatakan lokasi Gunung Prau tidak ada pengaruhnya dengan letusan di Kawah Sileri. Apalagi jarak antar 2 objek wisata tersebut terbilang jauh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanya, ia mengingatkan kepada pendaki untuk berhati-hati saat melintas dengan kendaraan di tanjakan 15 persen Kecamatan Kejajar Wonosobo. Hal itu dikarenakan tanjakan yang amat curam dan rawan kecelakaan.
"Kalau ada rombongan yang membawa kendaraan besar dan diisi lebih dari 15 orang harus hati-hati. Sebaiknya ganti dibagi dua dengan kendaraan yang lebih kecil," imbaunya.
Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Dieng, Surip mengatakan hingga saat ini masih melakukan pemantauan. Disampaikannya hingga saat ini tidak aktivitas Kawah Sileri yang perlu diwaspadai meski suhu di kawah masih belum stabil.
"Untuk radius aman masih 200 meter dari bibir kawah. Jadi warga maupun wisatawan sementara jangan mendekat ke arah kawah dulu," tuturnya.
Untuk diketahui, pada 1 April 2018 dan 8 April 2018 terjadi letusan freatik di Kawah Sileri dataran tinggi Dieng. Letusan pada 1 April lebih besar dengan semburan material mencapai tinggi 150 meter sedangkan letusan berikutnya hanya 50 meter. (msl/msl)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol