Dari segi jumlah, wisatawan Muslim kini pergerakannya semakin merambah ke berbagai wilayah. Mulai tahun 2000, jumlahnya mencapai 20 juta wisatawan Muslim di dunia.
"Pada tahun 2010, angka ini juga meningkat menjadi 98 juta wisatawan muslim. Hingga melejit di tahun 2017 mencapai 131 juta wisatawan muslim," ujar Fazal Bahardeen CEO Mastercard Crescent Rating, di Kementerian Pariwisata, Selasa (5/6/2018) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di tahun 2020, turis Muslim bahkan dapat mengeluarkan biaya USD 220 miliar untuk berlibur ke berbagai wilayah," tambahnya.
Untuk dari jenis wisata, hanya 8 persen wisatawan Muslim yang traveling untuk tujuan beribadah. "Sisanya, mereka pergi plesiran atau hanya sekedar berlibur biasa saja," tambahnya.
Tentunya, jumlah ini menjadi potensi yang baik bagi Indonesia yang memiliki mayoritas penduduk Muslim. Indonesia pun telah meraih rangking 2 dalam Global Muslim Travel Index Mastercard Crescent Rating pada tahun 2018 ini. Posisi pertama diduduki oleh Malaysia dan UAE.
"Ini menjadi potensi yag besar bagi indonesia untuk menggaet pasar. Indonesia memiliki aspek menarik untuk mengundang para turis Muslim mancanegara," ucap dia.
Selain itu, Menteri Pariwisata, Arief Yahya juga positif untuk memajukan Indonesia sebagai destinasi wisata Halal nomor 1 di dunia. Salah satunya dibuktikan dengan posisi pertama di GMTI.
"Pertama harus kalibrasi. Kalau mau jadi global player harus mempunyai global standard. Kita juga harus punya confidence sehingga akan meningkatkan kredibilitas di kancah Internasional," ujarnya.
Menurutnya, ajang GMTI juga dapat menjadi ajang yang menjual Indonesia dalam kancah Internasional agar dikenal dunia sebagai destinasi wisata Halal.
"Kenapa harus GMTI, karena GMTI itu paling dikenali di seluruh dunia, jadi kita maksimalkan itu," tambah Arief. (bnl/fay)
Komentar Terbanyak
Hilangnya Si Penjaga Keselamatan, Ketika Museum Dirusak dan Dijarah
Mengenal Kereta Lambat yang Dinaiki Kim Jong Un ke China
10 Negara yang Mengeluarkan Travel Warning ke Indonesia karena Demo