Ditemui detikTravel usai seminar 'How To Be a Great Tourist Guide' di Fave Hotel LTC Glodok, Senin (16/7/2018), Wakil Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) DPD DKI Jakarta, Reyhan A Pattiwael, mengimbau agar traveler memakai jasa dari biro perjalanan wisata yang legal.
"Yang pasti sebenarnya garisnya kan jelas. Yang berhak menjual paket wisata adalah biro perjalanan wisata gitu. Jadi saran saya adalah kalau ingin yang aman pastikan Anda membeli dari biro perjalanan wisata yang legal," saran Reyhan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut Reyhan mengatakan, bahwa sejatinya tour leader perseorangan tidak diperbolehkan untuk membuat suatu paket perjalanan. Karena selain tidak resmi, juga sulit untuk dilacak.
"Karena mohon maaf, tour leader seperti itu tidak bisa memaketkan suatu perjalanan sebetulnya. Itu tidak boleh berdasarkan regulasi. Nggak bolehnya kenapa? Kalau per orangan deal akhirnya kita susah karena nggak ada registrasi. Karena kebetulan di Indonesia tidak ada biro perjalanan boleh di-run atau dikelola perorangan, itu harus berbadan usaha harus PT. Kalau PT tentunya kan sudah tahu, harus teregisterasi. Jadi seandainya terjadi sesuatu yang tidak diinginkan ada runtutannya. Kalau per orangan dia bisa hilang begitu saja," jelas Reyhan.
Di satu sisi, Reyhan pun tak memungkiri perihal harga paket wisata open trip yang seringkali lebih murah dari paket wisaa milik biro perjalanan. Namun, kemungkinan liburan berbuah kegagalan jadi taruhannya.
"Mungkin banyak orang tergiur dari harga, tentu saja. Dari biro perjalanan wisata harganya pasti akan sedikit berbeda atau bahkan jauh beda gitu. Tapi lagi-lagi itu tadi, ada situasi di mana Anda jadi gambling," tutup Reyhan.
Sebelumnya di media sosial ramai tentang 5 traveler peserta open trip backpacker yang ditinggal oleh tour leader bernama Erwin Aprianto di Maroko. Uang mereka dibawa Erwin. Pihak rekanan juga mengeluh, Erwin juga hampir tidak membayar mobil sewaan.
Di dalam komentar forum-forum traveler disebutkan bukan sekali ini dia lari dari tanggung jawab. Sementara 5 tamu yang ditinggalkan, untungnya selamat dan sudah pulang sendiri ke Indonesia sambil dipandu KBRI Rabat.
Setelah menghilang pada tanggal 10 Juli 2018 di Tangier, Maroko , Erwin bisa dihubungi detikTravel pada Minggu, 16 Juli 2018. Erwin mengklarifikasi dan mengaku diculik orang. Erwin kemudian melapor ke KBRI Rabat dan kini ditampung di sana.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!