Gelaran Dieng Culture Festival (DCF) tahun 2018 bakal ada yang berbeda. Salah satunya adalah Festival Domba Batur atau sering disebut Dombat. Namun, seperti apakah domba yang sebarannya masih di Kecamatan Batur dan sekitarnya atau hanya di Banjarnegara wilayah atas ini?
Ditemui di ruang kerjanya, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Banjarnegara Totok Setya Winarno mengatakan, domba batur berbeda dengan domba pada umumnya. Dilihat dari fisiknya, domba batur memiliki bulu yang lebih tebal. Uniknya, bulunya juga tumbuh sampai kaki hingga kepala domba.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Tonton juga video: 'Urban Culture Festival, Pop Up Marketnya Anak Milenial'
Selain itu, domba yang lebih cocok hidup di daerah dingin ini memiliki berat yang lebih dibanding domba lainnya. Bahkan, satu domba bisa mencapai 1 kwintal. Meski memiliki postur tubuh yang lebih pendek, namun domba batur justru lebih berat.
"Saat ini persebarannya memang di Kecamatan Batur dan sekitarnya. Karena lebih cocok hidup di daerah yang suhu udaranya dingin," kata dia.
Nantinya, Totok menyampaikan, saat Festival Domba Batur di perhelatan DCF, akan ada perlombaan mencukur bulu hingga memilih induk pejantan unggul. Dalam festival tersebut, akan diikuti hingga 250 ekor domba batur.
"Harapannya, domba batur ini lebih dikenal dan populasinya terjaga. Saat ini, populasinya tercatat 7.900 ekor tersebar di berbagai desa," jelasnya.
Bahkan menurutnya daging domba batur lebih empuk jika dimanfaatkan untuk sate. Sayangnya, hingga saat ini pemanfaatan masih belum maksimal. Termasuk juga bulu yang mestinya bisa dimanfaatkan untuk membuat wol.
"Jadi ke depan bisa seperti domba Garut, di sana kulitnya bisa dimanfaatkan untuk membuat jaket, jadi bulu domba batur juga bisa digunakan untuk membuat wol," tuturnya.
Komentar Terbanyak
Bus Pun Tak Lagi Memutar Musik di Perjalanan
Ogah Bayar Royalti Musik, PO Bus Larang Kru Putar Lagu di Jalan
Hotel di Mataram Kaget Disurati LMKN, Ditagih Royalti Musik dari TV di Kamar