Sombah Carano adalah tarian untuk menyambut tamu. Tarian ini menampilkan sejumlah penari pria membawa pedang dan perisai. Mereka bergerak layaknya menjaga suasana. Tak lama, masuk para penari wanita.
Setelah melenggak lenggok dengan gemulai, para penari wanita ini kemudian menghampiri para tamu undangan. Yaitu Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rahman, Bupati Kuantan Mursini, juga Staf Ahli Menteri Bidang Multikultural Kementerian Pariwisata Esthy Reko Astuty. Tarian Sombah Carano menjadi pembuka rangkaian kegiatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kebudayaan Melayu sangat dekat dan erat dengan negara-negara tetangga. Seperti Malaysia dan Singapura. Ini keuntungan. Sebab, dengan atraksi-atraksi terbaik wisatawan mancanegara bisa datang," paparnya dalam keterangan tertulis, Kamis (30/8/2018).
Esthy pun memuji Festival Paju Jalur yang mampu masuk dalam Calendar of Events Kementerian Pariwisata.
"Masuk dalam Calendar of Events Kementerian Pariwisata tidak mudah. Sebab harus melewati kurasi terlebih dahulu. Tahun depan, kurasi akan lebih diperketat. Karena melibatkan kurator-kurator handal. Tapi dengan pelaksanaan yang baik, apalagi Festival Pacu Jalur sudah berusia ratusan tahun, saya yakin event ini akan masuk Calendar of Event 2019," ujarnya.
Dalam pembukaan Festival Pacu Jalur 2018, budaya melayu sangat menonjol. Selain Tarian Sombah Carano, ada juga penampilan Tari Manyokok. Yaitu menceritakan tentang kegiatan masyarakat dalam mencari ikan. Sajiannya menarik. Mampu menarik perhatian pengunjung.
![]() |
Selain itu, ada juga aksi lempar pantun khas Melayu juga ditampilkan. Lempar pantun sudah diawali sejak Gubernur Riau dan Staf Ahli Mentri Bidang Multikultural hendak menuju tribun kehormatan. Begitupun saat tamu-tamu undangan memberikan sambutan.
Acara pembukaan ditutup dengan aksi Tarian Rakyat Kolosal. Tarian ini menceritakan kehidupan sehari-hari. Menariknya, diakhir penampilan seluruh tamu undangan diajak menarik bersama di lapangan.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menyambut baik pelaksanaan Festival Pacu Jalur 2018. Hanya saja, Arief mengingatkan agar aksesibilitas ditingkatkan.
"Ini budaya tua. Pelaksanaannya pun keren. Setiap tahun selalu dipenuhi pengunjung. Pacu Jalur adalah salah satu festival terbaik di Indonesia. Karena akses menjadi salah satu kunci untuk mendatangkan wisatawan. Semakin mudah lokasinya dijangkau, akan semakin banyak wisatawan yang hadir," katanya. (idr/aff)
Komentar Terbanyak
Tak Lagi Jadi Menkeu, Sri Mulyani Sibuk Liburan ke Yogya
Kisah Pengkhianat Mataram, Makamnya Diinjak-injak Orang Setiap Hari
Desa Cantik Tempat El Rumi Melamar Syifa Hadju