Three Musketeers Ini Punya Rencana Keren untuk Kepri

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Three Musketeers Ini Punya Rencana Keren untuk Kepri

Robi Setiawan - detikTravel
Kamis, 20 Sep 2018 19:10 WIB
Foto: Dok Kemenpar
Jakarta - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) selalu punya kejutan inovasi dalam upayanya memajukan pariwisata Indonesia. Kali ini dalam upaya membantu percepatan pengembangan produk ekowisata Kepulauan Riau (Kepri), Kemenpar mengirimkan Ketua Tim Percepatan Pengembangan Ekowisata David Makes.

David ditugaskan khusus langsung oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya karena dianggap telah sukses melambungkan Plataran L'harmonie Menjangan di Bali Barat sebagai 100 top destinasi hijau dunia. Kesuksesan inilah yang ingin ditularkan di Kepri.

Untuk menuju hal itu, David menjelaskan ada banyak tahapannya. Investasinya pun tidak sedikit. Menurutnya, garis besarnya tak boleh merusak alam. Benchmark-nya bisa berkaca pada Plataran L'harmonie Menjangan di Bali Barat. Alam tidak dirusak, melainkan semua ditata rapi di sekitar Plataran L'harmonie.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kepri juga bisa bikin seperti itu. Yang kita butuhkan adalah karakter investor yang passion ekowisata dan long term stamina," tutur David dalam keterangan tertulis, Kamis (20/9/2018).


David memang tak asal bicara. Pengalamannya saat mengembangkan Plataran L'harmonie di Bali Barat memang membutuhkan durasi yang tak sebentar. Dia butuh tujuh tahun untuk menyulap Taman Nasional di Bali Barat menjadi destinasi ekowisata nasional, yang lima tahun kemudian baru menjadi kelas dunia.

"Teori pengembangan destinasi harus jangka panjang. Untuk menjadi produk pariwisata bisa, jadi destinasi belum tentu," kata David.

Kemudian timbul pertanyaan, lantas apa yang didapat investor? Bukankah tujuh tahun adalah durasi untuk membangun destinasi? Belum bicara untung?

"Yang didapat bisa banyak. Kalau berhasil, itu bisa jadi ATM. Contohnya banyak. Borobudur, Maldives, Bali, Raja Ampat. Saat sudah menjadi destinasi, bikin apa saja di destinasi dimaksud pasti laku. Kepri sangat bisa bikin ini karena ada CEO commitment yang kuat dari gubernurnya," terangnya.

Komitmen yang dimaksud David adalah suppporting dari Pemprov Kepri. Ada dorongan pembuatan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Bagi David ini terobosan besar. Impactnya pun diyakini bakal sangat kuat.

"Satu KEK Kepi membawahi berbagai destinasi. Kepri punya Anambas, Natuna, Pulau Moro Besar, dan ribuan pulau lainnya. Kalau masing-masing pulau dibuatkan sebagai destinasi di bawah KEK Kepri, akan banyak investor yang hadir," ungkapnya.

Sementara itu, dalam upaya memajukan pariwisata Kepri ini David tidak sendirian. David sendiri termasuk dalam salah satu anggota 'Three Musketeers', yaitu terdiri dari David, Asdep Pengembangan Wisata Alam dan Buatan Kemenpar Alexander Reyaan, dan Direktur UJL-HHBK Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup Djohan Utama Perbatasari. Ketiganya mematangkan konsep ekowisata bersama Asisten I Perekonomian Pemprov Kepri Syamsul Bahrum.

"Masing-masing punya peran beda-beda. Semua bersinergi," tutur Alexander.

David berperan mendorong percepatan pengembangan ekowisata di Kepri. Alexander berperan mencari sesuatu yang baru yang berujung pada penambahan jumlah wisman, juga penambahan investasi yang berujung devisa dari sektor pariwisata. Sementara Djohan berperan memberi perizinan hutan produksi di Kepri untuk dikembangkan menjadi ekowisata.

Lebih lanjut, dalam upaya pencegahan ancaman terhadap hutan dan ekosistem yang ada di destinasi, Djohan menjelaskan bahwa hal tersebut akan terjaga. "Saya justru tenang karena hutan terjaga. Nggak ada lagi ilegal logging. Nggak mungkin juga disertifikatkan. Artinya, kawasannya tetap, nggak berkurang," ucap Djohan.

Senada dengan Djohan, Menteri Pariwisata Arief Yahya pun mengungkapkan bahwa pariwisata merupakan sektor yang paling kecil menimbulkan kerusakan. "Ini karena prinsip pembangunan pariwisata adalah sustainable atau berkelanjutan. Lingkungan yang terjaga merupakan aset bagi pariwisata untuk mendatangkan wisatawan," jelas Arief.


Ditambah lagi, menurutnya trend dunia sedang mengarah ke sana. Pengembangan pariwisata selalu mempertimbangkan unsur 3P.

"Ada Planet/Alam, People/Masyarakat, dan Prosperity/Kesejahteraan. Aspek people itu kita harus perhatikan apa keinginan wisatawan. Lalu planet adalah bagaimana kita merawat dan menjaga tempat-tempat wisata. Dan terakhir prosperity, kita wajib perhatikan nilai-nilai ekonomis dari sebuah tempat wisata," ujarnya. (ega/fay)

Hide Ads