Dikumpulkan detikTravel dari berbagai sumber, Selasa (25/9/2018), peristiwa itu terjadi pada hari Minggu pekan lalu (23/9) di Bandara Rafic Hariri Beirut seperti diberitakan media CGTN.
Kronologisnya, saat itu pesawat maskapai Middle East Airlines (MEA) dengan nomor penerbangan ME305 telah dijadwalkan untuk terbang ke Kairo di Mesir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh sebab itu, ratusan penumpang yag tadinya sudah berada di dalam pesawat harus dievakuasi keluar. Malangnya, ratusan penumpang tersebut juga mengalami delay di bandara hingga sekitar 9 jam.
Sedangkan di Kairo, sekitar 100 penumpang yang seharusnya dijadwalkan terbang ke Beirut juga dipaksa menunggu seperti diberitakan media lokal National News Agency (NNA).
Pada akhirnya, penumpang yang tertahan di bandara dapat terbang pada pukul 21:18 waktu setempat. Tercatat, delaynya sekitar 8 jam dan 53 menit seperti dilihat di situs pelacak penerbangan FlightAware.
Pihak MEA pun berujar, kalau situasi tersebut terjadi di luar kontrol. Namun, pendapat itu dibalas oleh pihak Kepresidenan Aoun.
Menurut pihak Presiden Aoun, prosedur dari perjalanan dinas Presiden tak pernah berubah selama 10 tahun belakangan. Peristiwa yang dialami oleh penumpang dianggap sebagai kelalaian pihak maskapai.
Di internet, tak sedikit juga warganet yang menyorot kelakuan dari Presiden Lebanon dan delegasinya. Salah satunya adalah Paula Yacoubian di Twitter.
"'Ayah dari semua orang' memindahkan semua penumpang dari pesawat dan terbang?," ujar Paula sambil merujuk Presiden berumur 83 tahun itu. (sym/aff)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum