Aldi sehari-hari bekerja menjaga rompong (rumah rakit di lautan). Dia menyalakan lampu di malam hari, agar ikan-ikan mendekat lalu kemudian dijaring. Setelah itu, kapal-kapal datang secara rutin untuk membawa hasil tangkapannya.
Namun pada tanggal 14 Juli 2018, peristiwa besar dalam hidupnya terjadi. Tali yang terpaut di jangkar putus, rumah rakitnya terbawa arus sampai ke tengah lautan jauh. Hanyut!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kapal lain coba menyelamati saya, tapi angin, ombak dan arus kencang," lanjutnya.
![]() |
Aldi pun bertahan hidup dengan perbekalan seadanya. Di dalam rumah rakit, dia memiliki beberapa bahan makanan seperti beras dan rempah-rempah. Meski coba hemat-hemat, nyatanya tidak bertahan lama juga perbekalannya. Hanya mampu bertahan seminggu.
Setelah itu, dengan cara apa Aldi bertahan hidup?
"Saya memancing ikan, lalu dibakar atau direbus pakai api dari kayu. Saya juga sempat makan ikan mentah," jawabnya.
Untuk air minum, Aldi mencelupkan bajunya ke dalam air laut. Setelah itu, dia hisap-hisap bajunya.
"Supaya tidak terlalu berasa asin airnya. Itu sekitar 4 hari saya minum seperti itu. Setelahnya hujan, lalu saya tampung airnya saya dan saya hemat-hemat sampai saya ditemukan kapal dari Panama," terang Aldi.
Setidaknya, dengan cara-cara itulah Aldi bertahan hidup. Aldi juga harus terus berjaga setiap hari, mengamati lautan sejauh mata memandang. Jika ada kapal, dia nyalakan HT-nya dan saat malam menyalakan lampu supaya menarik perhatian. Sebuah perjuangan yang luar biasa, bertahan hidup selama 49 hari di laut!
Berikut kisah selengkap Aldi di d'Happening detikcom:
(aff/aff)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum