Hendra Kurniawan Maury, M.Si seorang peneliti wildlife dari Universitas Cendrawasih di Jayapura, Papua mengutarakan hal tersebut. Dalam perbincangannya dengan detikTravel, Hendra menjelaskan tentang hewan-hewan di Papua yang masih banyak belum diteliti.
"Papua ini masih banyak yang belum di eksplor. Keanekaragaman ekosistemnya komplet, dari dataran rendah sampai Alpine (3.500-4.000 mdpl)," katanya kepada detikTravel, Senin (15/10/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Hendra, masih banyak hewan yang belum diidentifikasi dan diteliti lebih dalam. Yang paling terkenal adalah dingo, hewan yang tinggal di atas ketinggian 3.000 mdpl.
![]() |
"Bagaimana dingo bisa memilih ketinggian 3.000 mdpl untuk hidup, itu belum diteliti. Di ketinggian segitu di Alpine, masih banyak mamalia yang belum diidentifikasi," terang Hendra.
Apa lagi contohnya?
"Seperti tikus lumut, itu belum teridentifikasi dia jenis apa. Hidupnya bisa sampai di ketinggian 4.000 mdpl," jawabnya.
Selain itu, masih ada kanguru. Usut punya usut, hewan di Papua memang mirip seperti di Australia. Kanguru di Papua pun banyak jenisnya, salah satunya yang belum orang tahu, bernama dingiso.
![]() |
"Papua itu Austro Papua, jadi ada beberapa hewan yang mirip seperti hewan-hewan di Australia. Austro Papua itu komplet untuk mamalianya, jadi kita lihat mamalia dibagi 3 kelompok yakni monotremata, marsupialia dan plasentalia. Ordo paling banyak dari marsupialia alias hewan berkantung dan di Papua ada banyak," papar Hendra.
Khususnya Taman Nasional Lorentz, Hendra menyebut bahwa di sana pun masih banyak hewan-hewan yang belum terdata. Dengan luas 2,4 juta hektar dan salah satu taman nasional terbesar di Asia Tenggara tersebut, masih merupakan alam yang benar-benar terjaga keasliannya.
"Taman Nasional Lorentz itu pasti hewannya sangat beragam, tapi memang wilayahnya sangat luas. Kini, harus ada peran dari pemerintah, akademisi dan stakeholder terkait untuk bersinergi bersama agar kita bisa mendapatkan informasi dan mengidentifikasi kekayaan di Papua," tutupnya.
Tonton juga 'Misteri Singing Dog dari Papua, Kerabat Dingo dari Australia':
(aff/wsw)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!