Belum banyak orang yang terlalu meminati pelestarian hewan langka jenis penyu di Lombok. Beda halnya dengan kelompok pelestari penyu di pesisir Pantai Mapak Indah.
Warga Mataram yang tinggal di pesisir Pantai Mapak Indah mulai menyadari betapa pentingnya pelestarian penyu sebagai salah satu biota laut yang dilindungi secara hukum. Sejak lebih dari satu tahun yang lalu, warga di pesisir pantai Mapak Indah itu membentuk kelompok pelestarian penyu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anak tukik di penangkaran Mapak Indah. (Harianto Nukman/detikTravel) |
Sejak hampir dua tahun yang lalu H Awan berupaya menyadarkan masyarakat di sekitarnya agar ikut peduli terhadap kehidupan penyu, biota laut yang digolongkan sebagai salah satu hewan purba itu.
Sedikit demi sedikit warga di sekitar pesisir pun mulai peduli. Saban malam selama bulan Juni sampai Agustus, H Awan dengan hati yang sabar menunggu induk-induk penyu itu datang, menitipkan telurnya ke dalam kubangan pasir pantai.
Dari pukul 21.00 malam hingga menjelang pukul 06.00 pagi ia harus menahan kantuknya. Sedikit saja lengah, telur-telur penyu itu bisa hilang dibawa pulang oleh orang yang senang mancing ikan di areal pantai Mapak.
Jika H Awan sedang sakit atau berhalangan, dia pun menitip pesan kepada siapa saja yang menemukan telur tukik di sepanjang pantai itu agar dikabarkan kepadanya. Ia akan mengganti rugi bagi orang yang menemukan telur penyu itu seharga Rp 1.700 per butir.
H Awan sedang menunjukkan anak tukik di penangkaran Mapak Indah (Harianto Nukman/detikTravel) |
Mengacu pada UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya disebutkan bahwa menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan penyu, diancam dengan pidana penjara 5 tahun atau denda maksimal Rp 100 juta.
Untuk menjaga kelestarian penyu itu, H Awan membentuk kelompok pelestari yang melibatkan warga sekitar pesisir Mapak Indah. Biaya makanan dan pemiliharaannya dianggarkan dari hasil uang jasa parkir kendaraan wisatawan yang datang menikmati suasana keindahan sunset di Pantai Mapak. Dia juga membuat kotak tempat donasi seikhlasnya kepada para wisatawan di sana.
Anak-anak tukik di kolam penangkaran penyu pantai Mapak Indah diberi pakan 3 kali sehari. Pakan tukik dari ikan teri kecil dan sayuran hijau. Setiap 2 hari air kolam penangkaran itu harus diganti dengan dua drum air laut yang baru agar oksigen tukik tetap segar dan terjaga.
Kolam penangkaran penyu di Mapak Indah (Harianto Nukman/detikTravel) |
"Saya sudah sering menyampaikan kepada pemerintah di sini agar mari sama-sama peduli. Potensi penangkaran penyu ini besar manfaatnya untuk dijadikan eduwisata. Tapi, ya, itu, belum terlalu mendapat respons," keluh H Awan.
Sejak beberapa bulan ini, ia berupaya mengajak kelompok mahasiswa, salah satunya dari kampus Universitas Mataram untuk mau melakukan penelitian di penangakaran penyu pantai Mapak Indah.
"Alhamdulilah, sudah ada mahasiswa jurusan Biologi dari Kampus Unram yang mau. Kami di sini kan belajar autodidak, tidak paham ilmunya. Hanya belajar dari pengalaman saja," ungkapnya.
Nah, bagi wisatawan yang datang ke Lombok, silakan mampir ke pantai Mapak Indah. Lokasinya di Jalan Lingkar Selatan dr Soedjojono, Lingkungan Mapak Indah, Kelurahan Jempong Baru, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram.
Tonton juga 'Berkunjung ke Penangkaran Penyu di Batu Hiu Pangandaran':
(rdy/fay)












































Anak tukik di penangkaran Mapak Indah. (Harianto Nukman/detikTravel)
H Awan sedang menunjukkan anak tukik di penangkaran Mapak Indah (Harianto Nukman/detikTravel)
Kolam penangkaran penyu di Mapak Indah (Harianto Nukman/detikTravel)
Komentar Terbanyak
IKN Disorot Media Asing, Disebut Berpotensi Jadi Kota Hantu
Thailand Minta Turis Israel Lebih Sopan dan Hormat
Wisatawan di IKN: Bersih dan Modern Seperti Singapura, tetapi Aneh dan Sepi