Traveloka Gelar Pameran Wisata, Hadirkan Berbagai Atraksi Interaktif

Jakarta - Online Travel Agent (OTA) Traveloka menggelar pameran wisata. Menawarkan berbagai atraksi dan promo menarik.

Digelar di Mall Atrium Gandaria City, Traveloka Travel and Lifestyle Fair (TTLF) 2018 diadakan mulai 31 Oktober-4 November 2018. Acara ini bertajuk 'Actionable Inspirations' untuk mewujudkan impian traveling dan gaya hidup pengunjung melalui aplikasi Traveloka.

"Kami memahami bahwa pengalaman menjadi salah satu hal penting ketika bepergian. Momen-momen langka dan berharga sering kali tercipta melalui pengalaman yang dirasakan selama traveling. Banyak masyarakat yang sebenarnya ingin merasakan pengalaman atau eksplor hal baru, namun seringkali tidak terwujud karena keterbatasan akses informasi dan inspirasi, serta perencanaan keuangan," ujar Kurnia Rosyada, VP Marketing Traveloka.

Dalam pagelaran pameran wisata pertamanya ini, Traveloka bukan saja memberikan berbagai potongan harga. Acara-acara interaktif juga diadakan untuk menghibur para pengunjung.

"Kami tidak hanya memberikan program travel, tetapi juga gaya hidup. Menggabungkan teknologi dan seni untuk para pengunjung agar mereka dapat terinspirasi dan mudah memutuskan mau pergi ke mana dan merealisasikan hal tersebut," tambah Kurnia.

Traveler juga bisa melihat inspiration wall, menjelajahi berbagai destinasi dan pilihan akses dan akomodasi yang dikemas dengan menarik. Ditambah dengan cinematic experience yang instagrammable.

Beberapa public figure juga digandeng untuk menceritakan pengalaman dan menghibur pengunjung. Seperti talkshow dengan Amrazing, kartuposinsta, Nana Mirdad, kadekarini serta penampilan dari Barasuara, Yura Yunita dan berbagai performance lain.

Hal ini juga didukung oleh Kementerian Pariwisata RI. Seperti yang dipaparkan oleh Ni Wayan Giri Adnyani, Plt Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I, Kementerian Pariwisata RI, bahwa teknologi dapat menunjang perjalanan traveler untuk menjelajahi berbagai tempat wisata.

"Sangat pentingnya teknologi saat ini, kita tidak bisa menghindar dari teknologi. Orang-orang solo traveling itu biasanya mereka browsing dulu, cari di internet kemudian baru memutuskan, kalau grup mungkin ada travel agent, namun tetap masih bergantung pada teknologi," ujarnya.


(sna/aff)