Seperti yang diutarakan oleh Steven Dixon, Regional Manager South & South East Asia Tourism New Zealand, bahwa wisatawan Indonesia jadi pasar menjanjikan. Berbagai jenis wisata pun mulai dikembangkan oleh Selandia Baru.
"Indonesia merupakan salah satu pasar prioritas bagi New Zealand dan kami berkomitmen untuk terus mengembangkan pasar ini. Kami puas melihat tingginya pertumbuhan jumlah pengunjung Indonesia, di mana ini menjadi sebuah bukti dari keindahan alam dan berbagai pengalaman unik yang mudah dijangkau di New Zealand," ujarnya di Veranda Hotel, Jakarta Selasa (13/11/2018) kemarin sore.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini diimbangi dengan konektivitas yang semakin ditunjang oleh berbagai maskapai dari dan ke Indonesia. Misalnya saja, seperti Singapore Airlines dan Air New Zealand.
"Penerbangan non-stop bisa ditemui di sejumlah maskapai, misalnya dari Bali, koneksi Singapura, Australia menuju kota Wellington, Christchurch, dan berbagai kota lainnya," tambahnya.
BACA JUGA: Dijual Desa di Selandia Baru Seharga Rp 26 Miliar, Berminat?
Meski sama-sama menjual wisata alam, ternyata Indonesia dan Selandia Baru pun memiliki keunikan tersendiri. Misalnya dari segi pengalaman dan atraksi.
"63 ribu orang New Zealand (Selandia Baru) berkunjung ke Indonesia setiap tahunnya untuk melihat keramahan, keindahan alam khususnya pantai tropis yang dimiliki Indonesia. Sebenarnya tidak jauh berbeda, tapi kita punya banyak gletser, hutan tropis, meski Indonesia lebih besar, karena banyak ribuan pulau. Namun kita sangat suka menyambut orang datang ke negara kami, kami menawarkan pengalaman, makanan, dan hal menyenangkan lainnya," tambah Steven.
Menurut Steven, orang Indonesia yang datang ke Selandia Baru rata-rata datang bersama keluarga untuk menikmati musim liburan.
"Breakdown 2016 banyak yang berlibur dan plesiran. Mereka berwisata bersama keluarga, pada musim liburan atau holiday season," kata dia.
Secara keseluruhan, Selandia Baru pasar umum dan mengakomodir berbagai jenis traveling. Namun, lebih spesifik kepada traveler yang mandiri dan profesional.
"Milenial adalah salah satu target market pariwisata terbesar dunia. Tapi kami menargetkan secara umum traveler mandiri yang profesional, berumur 25-40 tahun, yang mungkin datang sebagai solo traveler pasangan atau keluarga," tambah Steven. (sna/aff)












































Komentar Terbanyak
Kisah Sosialita AS Liburan di Bali Berakhir Tragis di Tangan Putrinya
Keraton Solo Memanas! Mangkubumi Dinobatkan Jadi PB XIV
Drama Menjelang Penobatan Raja Baru Keraton Solo