Prediksi itu pun dirilis dalam riset terbaru Euromotor International, perusahaan asal London yang bergerak dalam bidang analis pasar dan data. Dilihat detikTravel dari situs resminya, Jumat (16/11/2018), ada riset berjudul 'Megatrends Shaping the Future of Travel' karya Wouter Geerts mengulas beberapa data pendukung terkait prediksi itu.
Dalam kalimat di halaman awal laporan tersebut tertulis, kalau sekitar 1.000 pakar di bidang analis membagi 8 pilar utama yang bisa membentuk prediksi pada industri travel dan perilaku traveler di masa mendatang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait data tersebut, salah satu yang paling menarik adalah soal pariwisata di Asia. Seperti Indonesia, China juga menganggap pariwisata sebagai salah satu kunci utama. Di tahun 2017, sektor pariwisata bahkan menyumbang 11% dari total GDP.
Hal itu pun bisa dilihat atas banyaknya investasi China terkait pembangunan infrastruktur hingga pembuatan aturan yang ramah wisatawan.
Atas tingginya tingkat pendapatan GDP-nya, China diprediksi dapat melampaui Amerika dan Jerman untuk urusan keberangkatan outbound di tahun 2030 seperti dijelaskan dalam tulisan tersebut.
Tak hanya urusan pasar outbound, di tahun yang sama China juga akan menjadi pasar inbound terbesar di dunia. Selain itu, sebagai negara dengan penduduk terbanyak di dunia, wisata domestik juga merupakan pangsa pasar besar bagi Pemerintah China.
Data menuliskan, kalau China menyumbang 4,7 miliar perjalanan domestik di tahun 2018 dan diprediksi bisa terus meningkat hingga 6,7 miliar di tahun 2023.
Hal itu bisa terjadi karena semakin mudahnya pengurusan visa ke China bagi turis , hingga majunya perkembangan internet yang memotivasi turis China untuk traveling.
Tonton juga 'Situs Bersejarah 3.000 Tahun Lalu Ditemukan':
Komentar Terbanyak
Tak Lagi Jadi Menkeu, Sri Mulyani Sibuk Liburan ke Yogya
Kisah Pengkhianat Mataram, Makamnya Diinjak-injak Orang Setiap Hari
Desa Cantik Tempat El Rumi Melamar Syifa Hadju