Raja Ampat Tiru Pengelolaan Geopark Gunung Sewu

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Raja Ampat Tiru Pengelolaan Geopark Gunung Sewu

Pradito Rida - detikTravel
Jumat, 16 Nov 2018 21:21 WIB
Pertemuan pengelola Geopark se-Indonesia di Goa Rancang Kencono (Pradito/detikTravel)
Gunungkidul - Untuk urusan pengelolaan, Geopark Raja Ampat masih tergolong pendatang baru. Untuk itu, mereka belajar dari Geopark Gunung Sewu.

Dikumpulkannya seluruh pengelola Geopark se-Indonesia di Goa Rancang Kencono, Dusun Mengguran, Desa Bleberan, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul menambah inspirasi pengelola lain. Salah satunya pengelola Geopark Raja Ampat yang ingin meniru sistem pengelolaan di Gunung Sewu.

"Pengelolaan wisata tempat kami masih baru, dan kami ingin melihat kemasan geopark berbasis masyarakat. Karena di sini (Geopark Gunung Sewu) mereka diajak geosite berbasis masyarakat dan tidak bergantung pada pemerintah," kata Kepala Seksi (Kasie) Hubungan Kelembagaan dan Pengembangan SDM Pariwisata Dinas Pariwisata Kabupaten Raja Ampat, Muhammad Hanif Fikri saat ditemui di Gua Rancang Kencono, Bleberan, Playen, Gunungkidul, Jumat (16/11/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lanjutnya, karena tertarik dengan sinergitas yang terjalin antara pengelola dengan pengrajin di beberapa objek wisata kawasan Geopark Gunung Sewu, pihaknya tertarik untuk menerapkannya di Raja Ampat. Karena itulah, Fikri sudah enam kali ke Geopark Gunung Sewu untuk mempelajari sistem pengelolaan tersebut.

"Jadi kami ingin belajar mengenai pengelolaan berbasis masyarakat, di mana hanya dengan gotong royong dan ikatan hati kuat mereka (Pengelola Geopark Gunung Sewu) bisa merubah kesulitan menjadi peluang. Itu perlu ditiru di Raja Ampat," ucapnya.

"Ya kalau contohnya seperti di Jomblang, kan seharusnya bisa pakai mesin untuk memasukkan dan mengangkat wisatawan, tapu mereka pakai tenaga manusia. Itu contoh yang tidak bergantung ke Pemerintah," imbuhnya.

Nantinya, ilmu pengelolaan yang didapatkannya akan diterapkan untuk mengembangkan 29 Geosite di Kabupaten Raja Ampat. Di mana sekitar 15 titik di antaranya telah berkembang dan mampu mendulang 15 ribu wisatawan dengan 70% wisatawan asing hingga bulan November ini. (bnl/rdy)

Hide Ads