Hal tersebut diutarakan oleh Marcelino Yonas St, M.Eng. Marcel, begitu sapaannya merupakan Ketua Program Studi Teknik Geologi Universitas Cendrawasih di Jayapura.
"Masih banyak yang belum diteliti di Pegunungan Jayawijaya. Situs geologinya, formasi batuannya dan mineral ekonomis (emas dan tembaga) di sana sangat menarik," katanya kepada detikTravel,
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Papua sendiri, di zaman dulu berada di bawah permukaan laut. Adanya aktivitas tektonik antara lempeng kontinen Australia dan lempeng Oceanic Pacific di bawah lautan dalam jangka waktu yang lama, membuat Papua terangkat ke permukaan laut dan menjadid aratan hingga kini.
"Aktivitas tektonik itu juga yang mengakibatkan deretan Pegunungan Jayawijaya memanjang relatif barat ke timur. Kalau diperhatikan, bentang alam di Pegunungan jayawijaya juga lengkap dari hutan sampai ketinggian 4.000 mdpl ke atas, yang membuatnya memiliki es abadi dan bisa turun salju," papar marcel.
![]() |
Sayang, Marcel yang juga orang asli Papua ini bersedih. Sebabnya, dirinya dan teman-teman ahli geologi dari Papua lainnya masih kesulitan untuk meneliti tentang Pegunungan Jayawijaya.
"Karena akses dan biaya penelitiannya tidaklah sedikit. Beberapa aksesnya tidak bisa didatangi dengan jalur darat, harus pakai helikopter. Biayanya juga besar sekali, sehingga membuat kami kesulitan untuk menelitinya," terang Marcel.
"Memang sih, sudah banyak peneliti dari Pulau Jawa dan dari luar negeri tapi kami sendiri tidak bisa menelitinya. Kami memohon kepada pemerintah atau stakeholder terkait untuk membantu kami, peneliti-peneliti dari Papua untuk meneliti tentang tanah kami sendiri," tambahnya.
![]() |
Ke depannya, Pegunungan Jayawijaya diharapkan Marcel bisa menjadi destinasi wisata. Alamnya sendiri dapat dijaga dengan baik oleh masyarakat setempat.
"Seperti kita tahu, adanya mineral ekonomis di sana bisa mengundang para penambang. Tetapi, tolong jangan sampai dirusak alam Papua kita," tutupnya.
(aff/aff)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol