Namanya Matthew Tandioputra, sekarang umurnya 13 tahun. Saat berumur 11 tahun dia berhasil mendaki gunung tertinggi Indonesia yang tergabung dalam Seven Summits of Indonesia. Adapun yang terakhir yang dia taklukan adalah Gunung Carstenzs di Papua pada Maret 2017 lalu.
Ayah Matthew, Joel Tandionugroho pun berbagi cerita mengenai persiapan mendaki yang dilakukan Matthew. Dia pun berbagi cerita saat dihubungi detikTravel, Jumat (14/12/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Joel mengungkapkan dia harus berfikir ekstra karena dia sadar mendaki gunung bersama anak bukanlah hal yang mudah. Dia tidak hanya memikirkan perlengkapan dan keselamatan dirinya, namun juga memikirkan keadaan Matthew.
"Sebagai orang tua tentu kita tahu batas kemampuan anak kita. Nah itu saya ukur dari gunung-gunung yang kita daki bersama. Sebelum mendaki saya akan cari tahu dulu informasi mengenai gunung tersebut, jalurnya seperti apa, ketinggiannya, pemandangannya, resiko dan bahayanya, dan lainnya," ujarnya.
Selain mencari informasi, Joel bersama istrinya juga menyiapkan fisik Matthew. Hal ini dimulai dari makanan dan bekal.
"Sebagai orang tua kami mempersiapkan bekal dan energi anak juga. Selanjutnya juga perlengkapan pribadi seperti jaket dan obat-obatan. Juga istirahat yang cukup,"
"Kita nggak latihan fisik yang muluk-muluk, karena saya kerja dan Matthew sekolah juga kan. Kita hanya menjadikan gunung yang telah kita daki menjadi sarana latihan sebelum mendaki gunung selanjutnya," tambahnya.
![]() |
Joel juga menceritakan bahwa dia bersama Matthew tidak pernah menginap alias kemah di puncak gunung. Mereka selalu tik tok alias pulang balik, kecuali di Gunung Semeru.
"Kita selalu tek tok alias pulang balik karena terbatasnya waktu cuti dan libur sekolah. Kecuali saat di Gunung Semeru, kita terlibat dalam pembuatan film 'Negeri Dongeng' oleh Aksa 7," katanya.
Persiapan lain yang juga disipkan Joel sebagai orang tua adalah dukungan dan semangat untuk Matthew. Dia mengungkapkan bahwa mereka sekeluarga mendukung hobi Matthew dengan menemani dan memberi semangat.
"Sebagai orang tua kami mendukung Matthew mendaki gunung. Selalu saya memberi semangat dan testimoni sama dia. Kamu harus menyelesaikan apa yang kamu mulai, itu selalu saya katakan kepada Matthew," ujarnya.
Setiap mendaki, Matthew selalu bepergian bersama keluarganya. Namun ibu dan adiknya tidak ikut sampai ke puncak, mereka berdua menunngu di desa. Dan mendaki pun Joel menggunakan jasa guide.
"Setiap mendaki saya selalu menggunakan jasa guide walau jalur trekkingnya jelas. Karena tidak mau ambil resiko dan ini demi keamanan juga. Saya hanya tidak mau terjadi apa-apa, terutama kepada Marthhew," tutupnya.
Tonton juga 'Wanita PNS Salatiga Sukses Taklukkan 'Atap Dunia' Annapurna Nepal':
(sym/aff)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol