Rekor ini diberikan karena acara Jogja Menari mampu memecahkan rekor penari Jaranan terbanyak di dunia.
"Pagelaran Jogja Menari ini tak hanya tercatat sebagai rekor nasional, tapi juga dikukuhkan sekaligus sebagai rekor dunia," ujar Sri Widayati dalam keterangan tertulis, Senin (24/12/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilaporkan acara ini awalnya akan diikuti oleh 3.600 penari jaranan. Namun antusiasme peserta yang sangat besar membuat jumlah peserta menjadi lebih banyak.
"Jogja Menari baru dikukuhkan sebagai rekor dunia untuk penari Jaranan terbanyak oleh Museum Rekor Indonesia, MURI. Penarinya sebanyak 4.279 penari," kata Romahurmuziy atau yang biasa disapa Rommy tersebut.
Acara yang digelar Keluarga Alumni Teladan Yogyakarta (KATY) ini menurut Rommy mengusung tiga konsep sekaligus yaitu keberagaman, kesehatan, dan kebudayaan. Keberagamaan ini direpresentasikan oleh warna-warni menghiasi acara. Keberagaman ini menurut Rommy sangat penting mengingat Indonesia yang majemuk dan perlu saling menghargai.
"Konsep selanjutnya adalah olahraga untuk kesehatan. Kita harus sehat, Mens sana in corpore sano, dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat," tambah Rommy.
Menurut Rommy, saat ini banyak orang meninggalkan gaya hidup karena kesibukan yang mereka miliki saat ini. belum lagi pengaruh gadget yang membuat mereka pun malas bergerak dan asyik dengan perangkat elektroniknya masing-masing.
Konsep selanjutnya adalah Kebudayaan. Indonesia menurutnya kaya seni dan budaya. Dan tari Jaranan dipilih sebagai salah satu representasi kesenian tradisional yang dimiliki Indonesia. Panitia memilih tari Jaranan untuk ditampilkan karena mempunyai filosofi membangun rasa kebersamaan, kerja sama dan pantang menyerah.
"Ini adalah festival yang penuh kegembiraan yang pasti acara ini menonjolkan budaya masyarakat Yogya yang sangat tinggi dengan aneka ragam tarian. Kareografi ini sebenarnya dibuat dari tarian angguk yang dimodifikasi sedemikian rupa," jelas Rommy.
Rommy juga menyebut bahwa mereka mengusung tagline "Dari Jogja untuk Indonesia". Dengan tagline ini diharapkan dunia pariwisata Yogyakarta makin banyak dikenal dunia.
"Saat ini banyak turis mancanegara datang ke Jogja. Kami berharap wisata Yogya makin terus dikenal di luar negeri," kata Rommy.
Adapun Wali Kota Yogya Haryadi Suyuti mengaku bangga dengan event tersebut. Menurutnya, selain kegiatan olahraga dan seni tersebut diharapkan bisa menarik wisatawan yang berkunjung ke Yogya.
"Semoga kegiatan ini mampu menjadi ajang silaturahmi dan bisa menyatukan persatuan bangsa. Selamat menari, jadikan Yogya sebagai kenangan untuk semua," kata Haryadi.
Sementara menurut Indah Pratiwi, salah satu panitia acara ini, jumlah peserta yang mencapai 13 ribu lebih tinggi dari perkiraan mereka sebelumnya yang sebesar 10 ribu orang. Peserta mulai banyak mendaftar pada Minggu terakhir sebelum pelaksanaan. Mereka banyak yang datang bersama keluarga.
"Acaranya berlangsung meriah, banyak orang tua datang bersama anaknya, bahkan membawa balita yang didorong dengan stroller bayi. Mereka semua gembira," kata Indah.
Acara ini berlangsung tambah meriah dengan taburan bubuk warna warni. Saat finis di Alun-alun Utara, ribuan peserta dihibur dengan sejumlah grup band. Diantaranya adalah Bhinneka Svara IX yang merupakan band resmi SMA 1 Yogyakarta angkatan 1993 dan puncaknya adalah suguhan lagu-lagu D'Masiv.
Sementara itu Ketua I Panitia Kegiatan Jogja Color Walk dan Jogja Menari Heru Krisna sebelumnya mengatakan kegiatan tersebut diharapkan bisa memberikan sumbangsih besar bagi keberagaman, kemajemukan dan kebhinekaan di Yogya.
"Kami Keluarga Alumni SMAN 1 Teladan ingin berpartisipasi dalam gerakan menegaskan Jogja sebagai kota budaya," ujarnya.
Acara Jogja Color Walk yang digelar di Kota Yogyakarta pada Minggu (23/12/2018) pagi berlangsung meriah. lebih dari 13 ribu orang ikut serta di acara yang start dari SMA Negeri 1 Yogyakarta dan berakhir di Alun-alun Utara Keraton tersebut.
(mul/mpr)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol