Bitung dikenal sebagai kota pelabuhan yang menghadap langsung ke Samudera Pasifik. Bitung dianugerahi keunggulan geografis dan kekayaan alam untuk jadi kota industri pengolahan ikan terbesar di Indonesia.
Namun, sejak diberlakukannya kebijakan Menteri Kelautan Susi Pudjiastuti soal larangan transhipment dan moratorium eks kapal asing di tahun 2014, industri perikanan skala besar di Bitung jadi lesu. Ekonomi melambat, bahkan PHK terjadi dimana-mana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Kota ini sudah terlalu lama mengandalkan sektor perikanan. Satu-satunya cara yang cepat untuk memulihkan (ekonomi -red) ya lewat pariwisata. Tuhan sudah menggariskan Bitung akan jadi salah satu ikon pariwisata lengkap di Indonesia. Di Bitung laut ada, pulau ada, selat ada, gunung ada, flora fauna ada, budaya-religi ada. Itu yang akan coba kita rajut secara keseluruhan. Pariwisata akan jadi backbone untuk ke depan," sambung Audy.
Audy ingin agar Bitung dikenal juga sebagai daerah yang memiliki berbagai potensi pariwisata unggulan, terutama Cagar Alam Tangkoko hingga Pulau dan Selat Lembeh yang jadi primadona bagi penyelam dari berbagai negara di dunia.
Cagar Alam Tangkoko sendiri menjadi rumah bagi spesies Macaca nigra, alias Yaki serta burung Maleo yang endemik di Pulau Sulawesi. Tangkoko juga menjadi rumah bagi Tarsius, mamalia imut yang statusnya terancam punah.
"Semuanya akan coba kita kembangkan. Kita tidak mau kalau wisatawan hanya ke hutan saja, atau menyelami ke dasar laut doang. Kita juga mau wisatawan lihat hutan, gunung, pantai, kehidupan masyarakat, religi dan budaya. Kita akan coba satukan mereka semua," pungkas Audy. (rdy/fay)
Komentar Terbanyak
Wisatawan Bekasi Dicegat Akamsi Cianjur, Pemkab Jamin Wisata Aman dan Nyaman
Tak Lagi Jadi Menkeu, Sri Mulyani Sibuk Liburan ke Yogya
Pesawat Delay, Penumpang Berjoget Bareng di Ruang Tunggu Bandara